KOMPAS.com — Uber mendapat masalah baru. Kali ini, perusahaan ride-sharing asal Amerika Serikat tersebut dituduh membiarkan praktik pelecehan seksual di lingkungan perusahaan.
Tuduhan tersebut diajukan oleh seorang mantan engineer Uber, Susan J Fowler. CEO Uber Travis Kalanick sendiri sudah memberikan respons dengan menyatakan bahwa tuduhan tersebut bertolak belakang dari budaya Uber selama ini.
Dalam blog pribadinya berjudul "Reflecting On One Very, Very Strange Year at Uber", Fowler "curhat" akan kisah pelecehan seksual yang dialaminya.
Pada tahun 2015, ia menceritakan bahwa atasannya kala itu mengajak berhubungan seks. Fowler menolak ajakan tersebut.
Merasa mengalami pelecehan seksual dalam lingkungan perusahaan, Fowler akhirnya memutuskan untuk bertindak.
"Itu jelas sudah kelewat batas (ajakan seks), kemudian saya mengambil screenshot dari pesan tersebut dan mengirimkannya ke (divisi) HR (human resources)," tulis Fowler, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Ubergizmo, Senin (20/2/2017).
Namun, betapa kecewanya Fowler setelah bertemu dengan pihak HR. Menurut divisi tersebut, ini merupakan tindakan tidak pantas pertama yang dilakukan sang bos. Selain itu, manajer tersebut juga memiliki performa yang tinggi.
Baca: Sopir Uber Didakwa atas Pemerkosaan Gadis 17 Tahun
Artinya, manajemen papan atas tidak akan memberikan hukuman berat bagi sang manajer. Bos dari Fowler tersebut hanya mendapat peringatan.
Uber tak berbuat apa-apa
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.