KOMPAS.com - Menggunakan media sosial memang mudah, namun bukan berarti pengguna bisa berperilaku sembarangan. Terlebih jika pengguna berpendapat tentang hal yang sensitif, seperti agama, paham, atau keyakinan tertentu.
Akun personal di media sosial juga terkadang menjadi petunjuk pekerjaan profesional seseorang. Padahal, terkadang sikap atau pandangan personal bisa jadi berbeda dengan sikap perusahaan tempat bekerja.
Seperti kasus yang terjadi baru-baru ini, yang dialami oleh salah seorang karyawan operator seluler Indosat Ooredoo. Perilakunya di media sosial dianggap tidak sesuai dengan netiket, atau etika berinternet.
Karyawan yang memiliki posisi jabatan strategis itu mengunggah konten di media sosial yang oleh sebagian pengguna media sosial lain dianggap provokatif dan menyinggung khalayak.
Respon publik terhadap postingan karyawan tersebut juga tergolong reaktif. Mereka mencari tahu jati dirinya, mengeksposnya ke internet, dan memberi tekanan agar perusahaan memberikan sanksi.
Tindakan seperti itu cenderung mengarah ke kategori persekusi, yakni tindakan pemburuan sewenang-wenang terhadap seseorang, untuk kemudian dipersusah atau disakiti. Hanya saja, hal ini terjadi di dunia maya.
Atas dua respon itulah kemudian muncul tagar #BoikotIndosat di Twitter. Tagar tersebut sempat menjadi trending topic di Indonesia pada Minggu (4/6/2017) malam. Tagar #BoikotIndosat pun masih ramai diperbincangkan hingga Senin (5/6/2017) siang.
CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli sendiri telah mengatakan melalui akun Twitter pribadinya, bahwa perusahaan akan mengambil langkah terkait sikap salah satu karyawannya itu.
Respon Alex Rusli justru seolah menegaskan bahwa tindakan persekusi berhasil. Netizen berhasil memberi tekanan agar perusahaan menindak karyawannya yang dianggap tidak sejalan dengan negara dan pemerintah.
Bisa jadi tweet Alex Rusli di akun Twitter-nya itu adalah respon cepat yang bukan merupakan opini perusahaan, melainkan pribadi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.