Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DNS Mampet, Internet Sedunia Bisa Tumbang

Kompas.com - 02/07/2017, 15:02 WIB
Penulis Oik Yusuf
|
EditorReza Wahyudi

KOMPAS.com - Internet merupakan jaringan komputer yang maha rumit berisi jutaan server dan miliaran perangkat. Meski sangat kompleks, internet beroperasi dengan lancar, seakan-akan tanpa "dirigen".

Internet bisa berjalan lancar tak lain karena sebuah sistem bernama Domain Name System (DNS).

DNS bisa diibaratkan “buku telepon” internet. Isinya alamat IP dalam bentuk angka untuk situs-situs web. Ketika pengguna internet mengetik URL, semisal www.kompas.com, maka komputer akan mengontak server DNS untuk mengetahui alamat IP situs dimaksud.

Dalam hal ini alamat IP situs Kompas.com adalah 202.61.113.35. Begitu alamat IP diketahui dari server DNS, komputer pun bisa menuju dan membuka situs yang bersangkutan.

Tanpa DNS, pengguna hanya bisa mengunjungi situs dengan mengetikkan alamat IP berupa rangkaian nomor yang sukar diingat itu secara langsung di kolom browser.

Informasi DNS tersimpan dalam rangkaian server internet yang menghubungkan pengguna dengan server situs online tujuan. Cara kerjanya berantai berdasarkan urutan.

Baca: Serangan Masif DDoS Lumpuhkan Twitter, Indonesia Terdampak

Pertama-tama, komputer pengguna akan mengontak server DNS milik penyedia layanan internet (ISP). Kalau DNS di server ISP memiliki alamat IP situs dimaksud, komputer pengguna bisa langsung diarahkan ke tujuan.

Namun kalau tidak, maka server ISP akan "bertanya" ke server Root Zone Server yang menyimpan informasi DNS pengelola Top Level Domain (TLD) di seluruh dunia, misalnya .com, .org, .net, dan lain sebagainya.

Dari Root Zone Server, barulah traffic dialihkan ke server pengelola TLD, lalu second-level domain yang akhirnya memberikan alamat IP situs dimaksud ke komputer pengguna. Semua proses penelusuran hierarki DNS ini diselesaikan dalam waktu hanya sepersekian detik. Ilustrasinya dapat dilihat di laman berikut.


Masing-masing tahapan (zona) dalam hierarki itu memiliki pengelola berbeda. TLD komersial .com dan .net, misalnya, dikelola oleh Verisign, sementara TLD .id di Indonesia oleh PANDI.

Baca: 2016, Pengguna Internet di Indonesia Capai 132 Juta

Beberapa waktu lalu, server Dyn sempat tumbang yang berakibat pada putusnya salah satu mata rantai sistem DNS ini sehingga berakibat pengguna internet di sebagian wilayah dunia tak bisa mengakses sejumlah situs dan layanan online. Dyn sendiri hanyalah salah satu provider DNS yang tersebar di seluruh dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Realme C53 Resmi Meluncur, Punggungnya Mirip iPhone 14 Pro

Realme C53 Resmi Meluncur, Punggungnya Mirip iPhone 14 Pro

Gadget
Cara Menambahkan Tombol E-mail di Bio Instagram

Cara Menambahkan Tombol E-mail di Bio Instagram

Software
5 Tips Memanfaatkan ChatGPT untuk Membantu Menghasilkan Uang

5 Tips Memanfaatkan ChatGPT untuk Membantu Menghasilkan Uang

Internet
iPhone Ini Masih Berfungsi Meski Sudah Tenggelam 1 Tahun

iPhone Ini Masih Berfungsi Meski Sudah Tenggelam 1 Tahun

Internet
Selain “Red Flag”, Ramai Pula Kata “Green Flag” di Medsos, Begini Artinya

Selain “Red Flag”, Ramai Pula Kata “Green Flag” di Medsos, Begini Artinya

Internet
Cara Bayar Tagihan Listrik Online di HP via PLN Mobile dengan Mudah

Cara Bayar Tagihan Listrik Online di HP via PLN Mobile dengan Mudah

e-Business
Free Fire Rilis Update OB40, Ada Spider-Man dan Dua Karakter Baru

Free Fire Rilis Update OB40, Ada Spider-Man dan Dua Karakter Baru

Game
Kenapa Penyimpanan WhatsApp Tiba-tiba Penuh? Begini Penyebabnya

Kenapa Penyimpanan WhatsApp Tiba-tiba Penuh? Begini Penyebabnya

Software
Tangkal Hoaks, Twitter Rilis Fitur Cek Fakta di Gambar

Tangkal Hoaks, Twitter Rilis Fitur Cek Fakta di Gambar

Software
[POPULER TEKNO] IndiHome Segera Gabung Telkomsel | Pengguna iPhone Bisa Login Satu Akun WhatsApp di 4 HP Sekaligus

[POPULER TEKNO] IndiHome Segera Gabung Telkomsel | Pengguna iPhone Bisa Login Satu Akun WhatsApp di 4 HP Sekaligus

Internet
Vivo S17 Series Meluncur, Kamera Selfie 50 MP dan Fast Charging 80W

Vivo S17 Series Meluncur, Kamera Selfie 50 MP dan Fast Charging 80W

Gadget
Apa Itu WA Web Plus? Ini Fitur-fiturnya dan Cara Download

Apa Itu WA Web Plus? Ini Fitur-fiturnya dan Cara Download

Software
Desain Eye Catching, Daya Baterai Besar, dan Performa Andal Jadi Alasan Ponsel Lipat Begitu Dilirik

Desain Eye Catching, Daya Baterai Besar, dan Performa Andal Jadi Alasan Ponsel Lipat Begitu Dilirik

BrandzView
Arti Tanda Titik Koma atau “Semicolon” yang Sering Dibagikan di Medsos, Jangan Remehkan

Arti Tanda Titik Koma atau “Semicolon” yang Sering Dibagikan di Medsos, Jangan Remehkan

Internet
WhatsApp Tidak Dapat Membuka Kamera, Begini 2 Cara Mengatasinya

WhatsApp Tidak Dapat Membuka Kamera, Begini 2 Cara Mengatasinya

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com