SINGAPURA, KOMPAS.com - Indonesia adalah operator pesawat ATR terbesar di Asia Pasifik. Sepanjang 2017 saja, ada 36 rute baru yang dibuka di seantero Tanah Air dengan mengandalkan pesawat turboprop (bermesin baling-baling) tersebut.
Karena itu, saat dijumpa KompasTekno di kantornya di Singapura, Senin (27/8/2018), Airline Marketing Manager ATR, Pierre-Marie Putard pun berani mengklaim bahwa pesawat ATR sangat cocok digunakan sebagai "route opener" alias pembuka rute atau pasar baru.
"Saat ini maskapai-maskapai mulai berpikir untuk membuka hub (bandara penghubung) besar, seperti di Indonesia, mereka punya rute dari Jakarta yang terhubung dengan hub lain," ujar Putard sembari memperlihatkan jaringan rute yang dilayani pesawat ATR di Indonesia.
"Kalau dilihat, mereka bukan hanya membuka hub baru, namun juga membuka koneksi tier-II dan tier-III," imbuhnya. Di sinilah letak peranan pesawat turboprop ATR, sesuai dengan peruntukannya.
Baca juga: Indonesia Jadi Pasar Pesawat ATR Terbesar di Asia Pasifik
Begitu potensi pasar terlihat, maskapai bisa meningkatkan frekuensi penerbangan di rute tersebut. Apabila kemudian terbukti laku atau diminati, barulah maskapai mengoperasikan pesawat jet untuk melayani rute yang bersangkutan agar bisa mengangkut lebih banyak penumpang.
"Kalau sudah ketahuan pasarnya, baru bisa pakai jet, tapi tetap saja pesawat ATR yang cocok dipakai menguji pasarnya, karena lebih murah, kalau perhitungan salah, kerugian tidak terlalu besar," pungkas Putard.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.