Harus maju ramai-ramai
Beberapa perusahaan digital sudah menyadari hal ini. Sebagian di antaranya mulai menjalin kerja sama dengan FinTech, bank atau membuat platform sendiri seperti Go-Pay besutan Go-Jek.
"Ini tidak bisa jalan sendirian, harus ada kerja sama untuk bisa maju rama-ramai, untuk bagaimana memecahkan masalah ini bersama-sama," tambah Randy.
Ia juga menambahkan, kemungkinan para perusahaan itu untuk membuat platform digital payment sendiri, sangat tergantung pada regulasi masing-masing negara.
Selain sumber daya dan transaksi digital, logistik juga menjadi salah satu masalah yang harus segera diperbaiki jika ingin mewujudkan pertumbuhan ekonomi digital yang luas.
Google dan Temasek mencatat, pengiriman logistik e-commerce tumbuh pesat. Tahun 2015 hanya tercatat 800.000 pengiriman per hari, tapi di tahun 2018 angkanya tumbuh mencapai tiga juta pengiriman per hari.
Puncaknya, setiap ada agenda festival belanja di Indonesia, aktivitas logistik bisa mencapai tiga kali lipat dari jumlah rata-rata per hari.
Demografi negara kepulauan yang dimiliki sebagian wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia atau Filipina, menjadi tantangan tersendiri untuk pertumbuhan logistik.
Baca juga: 50 Persen Transaksi Go-Pay Masih di Ekosistem Go-Jek
Beberapa perusahaan seperti Lazada dan Redmart tengah membangun jaringan logistiknya sendiri untuk mengatasi masalah ini. Sedangkan e-commerce lain, masih banyak yang berpangku ke jasa ekspedisi pihak ketiga.
Sementara sektor lain seperti infrastruktur internet, jumlah pengguna dan investasi, mendapat "rapor biru" dari Google. Meski masih ada catatan untuk daerah terpencil yang masih kesulitan mengakses internet untuk segera dijamah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.