Tarun mengatakan, meski buku ini diluncurkan di tengah pandemi Covid-19, isinya masih relevan di masa apa pun.
Baca juga: 5 Hal yang Bikin Perusahaan Gampang Kena Serangan Siber
Staf Ahli Menteri Kementrian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Henri Subiakto yang turut hadir dalam konferensi daring ini mengatakan potensi serangan siber juga besar di Indonesia, selama aturan kerja dan belajar dari rumah berlaku.
"Kalau di kantor aman, karena ada sistem IT. Tapi ketika di rumah itu terbuka, makanya kemungkinan terkena kejahatan semakin besar," kata Henri.
Henri mengapresiasi langkah BSA menerbitkan buku ini. Sebab, menurutnya serangan siber menyebabkan kerugian yang besar bagi negara. Ia menyontohkan kasus kebocoran data yang baru-baru ini dialami Tokopedia.
"Yang kami khawatirkan bukan kerugian materi, tapi kerugian apabila orang tidak percaya lagi dengan bisnis online dan tidak percaya lagi menggunakan internet karena tidak aman, ini berbahaya," kata Henri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.