Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huawei Pastikan Smartphone dengan OS Harmony Meluncur Tahun Depan

Kompas.com - 08/09/2020, 14:34 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak pertengahan tahun lalu, Huawei sesumbar tengah mempersiapkan sistem operasi HarmonyOS. Sistem operasi itu dibuat karena Huawei mendapat tekanan dari Pemerintah Amerika Serikat dan tidak lagi bisa menggunakan Google Mobile Services (GMS) di ponsel buatannya.

Cukup lama tidak terdengar, akhirnya Huawei mengumumkan akan merilis smartphone pertama berbasis HarmonyOS tahun depan. Kabar tersebut diungkapkan oleh CEO huawei, Richard Yu.

Ia juga mengatakan, smartphone berbasis HarmonyOS sejatinya sudah lama disiapkan. Richard beralasan karena masih bisa bekerja sama dengan Google - induk Android - perilisan ponsel HarmonyOS ditunda.

Sebelumnya, Huawei sempat beberapa kali membantah bahwa HarmonyOS akan menggantikan posisi Android. Namun kini, Richard optimistis bahwa HarmonyOS akan menjadi sistem operasi dunia di masa depan.

Untuk mempercepat pengembangan HarmonyOS, Huawei juga aktif mengembangkan Huawei Mobile Service (HMS). Pengembangan ekosistem HMS disebut-sebut menjadi prioritas utama Huawei saat ini dengan membuat departemen khusus.

Baca juga: OS Harmony Pengganti Android Diprediksi Salip Linux Tahun Ini

Tujuannya tak lain adalah untuk mengharmonisasi perangkat internet of things (IoT) Huawei. Sejak diperkenalkan ke publik, HarmonyOS digadang-gadang akan menggantikan Android untuk jajaran smartphone Huawei.

Huawei juga kini tengah menyiapkan peluncuran HarmonyOS versi terbaru dalam acara Huawei Developer Conference (HDC) 2020 yang akan berlangsung 10 September mendatang. Versi terbaru itu diberi nama HarmonyOS 2.0.

Bedanya dengan HarmonyOS 1.0 atau bersi lama, versi terbaru akan menjalankan beberapa perangkat. Sementara versi lama hanya bisa digunakan untuk perangkat televisi Huawei saja.

Selain smartphone, HarmonyOS 2.0 juga akan menjalankan perangkat lain seperti PC, smartwatch, smart speaker, tablet, hingga mobil.

Huawei juga telah mengumumkan HMS Core 5.0 yang memiliki kemampuan layanan di tujuh area, termasuk App Services, grafis, media, AI, perangkat pintar, dan sistem. Huawei kini menghadapi masalah baru, masih dari imbas aturan pemerintah AS.

Baca juga: Ini Dia Gadget Pertama Pengusung OS Harmony

Dalam revisi aturan terbaru, pemerintah AS semakin mempersempit ruang gerak Huawei untuk berbisnis dengan perusahaan AS, sekalipun lewat pihak ketiga. Huawei dilarang menggunakan teknologi dan software buatan perusahaan AS.

Aturan ini membuat bisnis semikonduktor Huawei berhenti. Beberapa waktu lalu, Richard mengumumkan bahwa produksi chipset Kirin akan ditutup 15 September 2020.

"Mulai 15 September dan seterusnya, prosesor flagship Kirin tidak bisa diproduksi. Chip dengan dukungan AI kami juga tidak bisa dibuat. Ini merupakan kerugian besar bagi kami," kata Yu, dihimpun KompasTekno dari My Fix Guide, Selasa (8/9/2020).

Ia mengatakan, Kirin 9000 kemungkinan akan menjadi generasi chipset Huawei Kirin terakhir. TSMC yang merupakan mitra bisnis semikonduktor Huawei, kabarnya harus bekerja keras demi memenuhi pemesanan terakhir Huawei.

TSMC memproduksi chip selama 24 jam tanpa henti agar bisa memenuhi pesanan Huawei sebelum tanggal 14 September. Setelah itu, TSMC tidak bisa menerima pemesanan baru dari Huawei.

Baca juga: CEO Huawei Sesumbar Harmony OS Bakal Saingi Apple iOS


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com