Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada yang Mengemudi, Mobil Tesla Tewaskan 2 Penumpang

Kompas.com - 20/04/2021, 07:23 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com -
Dua orang ditemukan tewas setelah mobil Tesla yang ditumpanginya menabrak sebuah pohon di Houston, Texas.

Menurut keterangan pihak kepolisian Harris County, Houston, mobil tersebut diduga berjalan secara otomatis, alias tidak ada yang mengemudikan. Bahkan tidak ada yang duduk di kursi sopir.

"Tidak ada seorang pun di kursi pengemudi," ujar Sersan Cinthya Umanzor, salah satu anggota kepolisian Houston Harris County.

Kecelakaan terjadi pada pukul 11.25 malam waktu setempat. Mobil Tesla Model S keluaran tahun 2019 itu diketahui tengah melaju pada kecepatan tinggi di Carltoon Woods, tak jauh dari The Woodlands yang berlokasi di Houston, Texas.

Baca juga: Huawei Bikin Mobil Listrik Pesaing Tesla

Menurut keterangan media TV lokal KHOU-TV, mobil bertenaga listrik itu gagal melewati tikungan, dan terbanting keluar dari jalur jalan raya, kemudian menabrak sebuah pohon besar.

Tabrakan tersebut kemudian memicu kebakaran yang meluluhlantakkan hampir seluruh badan mobil. Dibutuhkan sekitar 32.000 galon air untuk memadamkan kobaran api.

Namun karena api tak kunjung padam, deputi Houston Harris County turut menghubungi pihak Tesla untuk menanyakan cara memadamkan api yang berasal pada baterai mobil.

Pihak Houston Harris County kemudian mendapati dua orang korban, di mana satu orang duduk di kursi penumpang depan, dan satu orang lainnya di kursi belakang.

Informasi terkait identitas dua orang korban sendiri masih belum diketahui. Namun, Umanzor mengatakan jika masing-masing korban merupakan kelahiran tahun 1962 dan 1951.

Baik pihak Tesla dan pihak Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional, belum mengeluarkan pernyataan terkait kecelakaan ini.

Baca juga: Mobil Tesla Sekarang Bisa Dibeli dengan Bitcoin

Dalam pengawasan Pemerintah AS

Kasus kecelakaan Tesla model S di Hpuston ini terjadi di tengah pengawasan yag sedang dilakukan oleh pemerintah AS terhadap sistem semi otomatis mobil listrik tersebut.

Dihimpun KompasTekno dari Hindustan Times, Selasa (20/4/2021), Badan Keamanan Kendaraan Bermobil AS tengah menyelidiki 27 kasus kecelakaan mobil Tesla di AS.

Mode autopilot yang tertanam pada mobil Tesla sendiri melibatkan penggunaan radar dan kamera untuk mendeteksi marka jalur, kendaraan, serta objek lain yang terdapat di jalan.

Tesla Model Sist Tesla Model S

Setelah mengumpulkan seluruh informasi tersebut, sistem autopilot pada Tesla kemudian dapat mengarahkan kemudi, mengerem, serta berkendara secara otomatis dengan sedikit masukan dari pengemudi.

Tesla mengatakan jika mode autopilot sejatinya dirancang khusus untuk digunakan hanya pada jalan raya dua arah. Meski demikian, tak sedikit dari pengguna yang justru menggunakan mode ini pada berbagai kondisi jalan.

Baca juga: Elon Musk Digugat Investor Tesla

"Kita perlu melihat hasil investigasi terlebih dahulu, namun insiden ini adalah contoh terbaru yang menunjukkan fitur kontrol pengemudi semi-otomatis yang dimiliki Tesla tidak begitu baik dalam mendeteksi dan mengerem ketika terdapat kendaraan yang berhenti di jalan raya," ujar Jason Levine, Direktur Eksekutif Center for Auto Safety pada suatu kasus kecelakaan Tesla.

Salah satu insiden kecelakaan seperti yang terjadi pada tahun 2016. Saat itu, sistem autopilot pada mobil Tesla diketahui gagal mendeteksi sebuah truk trailer berwarna putih.

Berdasarkan kronologi kejadian, saat itu mobil tengah dikendarai di siang hari dengan cuaca yang cukup cerah. Namun karena gagal mengenali truk trailer, mobil ini terus melaju dengan kecepatan 119 km/jam hingga menubruk dan menerobos bagian bawah truk.

Atap mobil Tesla itu robek. Seorang pengemudi dan penumpang yang mengendarai mobil Tesla dilaporkan mengalami luka-luka yang cukup parah.

Menurut pengakuan pengemudi, Joshua Brown, mobil Tesla yang ditumpanginya sedang dikendalikan secara otomatis. Brown bahkan sempat mencoba mengendalikan setir secara manual namun sistem gagal untuk mengenali perintah tersebut.

Baca juga: Elon Musk, Roket, dan Ketakutan Masyarakat Papua

Insiden tersebut sungguh ironis. Sebab, Musk telah yakin jika teknologi self-driving Tesla, dapat memudahkan manusia dalam mengemudikan mobil secara otomatis.

Pada Januari lalu, Musk bahkan optimistis dapat meraup keuntungan besar dari perangkat lunak (software) self-driving bikinan perusahaannya, dengan melisensikannya ke perusahaan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com