BATAM, KOMPAS.com - HMD Global, selaku pemegang lisensi smartphone Nokia, mengajak sejumlah awak media untuk melihat proses produksi dan perakitan ponsel pintarnya di pabrik milik PT Sat Nusapersada Tbk, Batam, Selasa (8/11/2022).
HMD Global sendiri sudah bekerja sama dengan PT Sat Nusapersada sejak 2017 lalu. Kerja sama tersebut dilakukan guna memenuhi kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di Indonesia.
HMD Global kini tengah menyiapkan dua smartphone baru yang akan meluncur di Indonesia yakni Nokia C21 Plus dan Nokia C31. Keduanya dirakit di pabrik milik PT Sat Nusapersada, dan diklaim sebagai ponsel 100 persen rakitan Indonesia.
Selama acara kunjungan, pihak HMD Global dan PT Sat Nusapersada mengungkapkan bahwa proses perakitan smartphone Nokia terbagi ke dalam beberapa tahap.
Pabrik milik PT Sat Nusapersada ini memiliki 5 line produksi untuk ponsel Nokia dan bisa memproduksi 150.000 unit ponsel Nokia per bulan.
Tahapan pertama yang dimulai dari proses perakitan, adalah pemasangan komponen ke Printed Circuit Board (PCB). Mulai dari sub-board yang berisikan speaker, colokan audio, hingga charger. Lalu, mainboard akan diisi komponen lain, salah satunya sensor ponsel.
Misalnya, saat PCB sudah terisi dengan komponen, mesin yang mengandalkan kecerdasan buatan (AI) akan melakukan pengecekan melalui image comparing.
Tujuannya untuk mengidentifikasi apakah komponen yang terpasang sudah tepat dan sesuai.
"Pengecekan komponan nantinya akan dillakukan melalui image compare yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang bernama Pre-Auto Optical Inspection (AOI)," ujar Stanly kepada KompasTekno saat mengajak awak media berkeliling di pabrik, Selasa (8/11/2022).
Beralih ke lantai dua, komponen yang sudah tertanam di PCB akan dipanaskan agar dapat "melekat" di papan PCB.
Setelah itu, papan tersebut bakal dicek ulang dengan metode yang sama, yaitu image comparing menggunakan kecerdasan buatan yang disebut dengan istilah Post-AOI.
Setelah melakukan rangkaian pengecekan, prosesor dan komponen yang sudah siap, akan dibenamkan ke setiap ponsek Nokia, untuk dilanjutkan ke tahap uji ketahan perangkat.
Pengujian yang dilakukan jugq beragam, mulai dari mengetes colokan charger dengan memasang dan mencabut kabel charger, memencet tombol daya dan pengaturan suara, tes debu menggunakan tepung, uji ketahanan air dari IP1 sampai IP6, ketahahan panas dari -40 hingga 70 derajat Celsius.
Uji ketahanan tersebut tidak dilakukan ke semua ponsel yang diproduksi, melainkan hanya beberapa ponsel saja.
"Uji ketahanan perangkat ini dilakukan agar kami dapat menghasilkan ponsel yang punya daya tahan kuat dan awet untuk digunakan," papar Stanley.
Secara keseluruhan, proses pembuatan unit dapat dilakukan sebanyak 150.000 unit ponsel per bulannya.
Namun, dikarenakan Sat Nusapersada juga bekerja sama dengan sejumlaj vendor smartphone lainnya, seperti Asus, Xiaomi, dan sebagainya, Stanley mengatakan jumlah unit ponsel yang diproduksi bisa nyaris mencapai 3 juga per unit.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.