Update:
KOMPAS.com - 'Adu mulut' antara WhatsApp dan Telegram tampaknya masih berlanjut. Paling baru, Will Cathcart selaku Head of WhatsApp di Meta induk WhatsApp) angkat bicara terkait Telegram.
Lewat thread di akunTwitter yang terbagi menjadi sepuluh cuitan, Cathcart banyak mengkritik aspek keamanan di Telegram, terutama soal enkripsi end-to-end, mengutip artikel dari Wired yang bertajuk 'The Kremlin Has Entered Chat'.
Adapun artikel ini kurang lebih menceritakan bagaimana rezim Vladimir Putin dapat mengetahui gerak-gerik aktivis anti-perang Rusia melalui Telegram.
This is a really important article from @DarrenLoucaides @Wired about Telegram. If you think Telegram is secure, you should read this article and understand the truth - especially before you use it for anything private.
Some really important points: https://t.co/WefbuS11Ov
— Will Cathcart (@wcathcart) February 10, 2023
"...Jika Anda berpikir Telegram aman, Anda harus baca artikel ini dan memahami kebenarannya - terutama sebelum Anda menggunakannya (Telegram) untuk sesuatu yang bersifat pribadi," tulis Cathcart di akun pribadinya dengan handle @wcathcart.
Baca juga: Cara Backup Chat WhatsApp dengan Enkripsi End to End
Isu keamanan yang pertama dibahas Cathcart berkaitan dengan aplikasi Telegram yang tidak terenkripsi dari ujung ke ujung secara default, dan tidak adanya fitur enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption/E2EE) untuk grup.
Hal ini berbanding terbalik dengan WhatsApp yang sudah menawarkannya secara default.
Perihal fitur enkripsi untuk grup, Telegram pernah memberikan pernyataan bahwa tidak adanya fitur tersebut disebabkan karena kesulitan dalam proses backup, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Crast, Kamis (16/2/2023).
Sebaliknya, Telegram menuduh bahwa enkripsi ujung ke ujung punya WhatsApp adalah "hoax".
"Jika teman percakapan Anda menggunakan "Backup di Google Drive", Google memiliki akses ke pesan tersebut, dan oleh karena itu, pemerintah mana pun bisa memintanya dari Google," jelas pihak Telegram.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.