Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Review Kamera "DPReview" Tutup Setelah 25 Tahun

Kompas.com - 23/03/2023, 11:30 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Peta Pixel

KOMPAS.com - Selamat tinggal situs Digital Photography Review (DPReview). Situs web yang menjadi salah satu rujukan penggemar fotografi ini bakal ditutup pada 10 April 2023. 

Selain situs web, saluran YouTube DPReview TV juga akan dimatikan. Penutupan situs DPReview ini merupakan imbas dari gelombang kedua pemutusan hubungan kerja (PHK) di Amazon, perusahaan induk DPReview.

Penghentian operasi situs yang menyajikan berita dan ulasan soal kamera digital dan fotografi ini sudah diumumkan melalui sebuah posting di situs resmi DPReview.com.

Baca juga: Amazon PHK 9.000 Karyawan, Termasuk AWS dan Twitch

"Setelah hampir 25 tahun beroperasi, DPReview akan ditutup dalam waktu dekat. Keputusan sulit ini adalah bagian dari tinjauan rencana operasi tahunan yang dibagikan oleh perusahaan induk kami (Amazon) awal tahun ini," tulis Scott Everett selaku General Manager DPReview.com.

Situs Digital Photography Review (DPReview) dimatikan 10 April 2023.dpreview.com Situs Digital Photography Review (DPReview) dimatikan 10 April 2023.
Everett juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pembaca dan penggemar DPReview selama ini. Ia mengatakan, situs DPReview masih akan aktif dan memberikan berita dan ulasan terbaru hingga 10 April mendatang.

Digital Photography Review pertama kali didirikan pada 1998. Situs ini kemudian diakuisisi oleh Amazon pada Mei 2007.

Selama ini, DPReview menjadi salah satu situs favorit penggemar fotografi karena menyajikan beberapa ulasan kamera, lensa, dan peralatan terkait yang paling mendetail.

Baca juga: Biaya Ganti Kamera Belakang Berbagai Model HP Xiaomi di Service Center Resmi

DPReview awalnya berbasis di London, Inggris. Namun, akhirnya memindahkan operasinya ke Seattle agar lebih dekat dengan perusahaan induknya, Amazon. 

Sayangnya, Amazon memilih untuk mematikan situs DPReview. Seluruh konten berita, ulasan, hingga fotografi yang diterbitkan selama kurang lebih 25 tahun terakhir akan dihapus.

"Situs akan dikunci, tanpa pembaruan lebih lanjut setelah 10 April 2023. Situs akan tersedia dalam mode read-only untuk periode terbatas sesudahnya," tulis DPReview.

"Pengguna dapat meminta unduhan semua foto dan teks yang telah diunggah ke situs. Opsi ini akan tersedia hingga 6 April, setelah itu kami tidak akan dapat menyelesaikan permintaan," lanjut DPReview, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari PetaPixel, Kamis (23/3/2023).

Amazon PHK 9.000 karyawan, sebelumnya 18.000

ilustrasi Amazon officebusinessinsider.com ilustrasi Amazon office
Sebelumnya diwartakan, Amazon bakal mem-PHK alias layoff sekitar 9.000 karyawannya secara global.

Putaran PHK ini utamanya akan berdampak pada pegawai di bisnis komputasi awan Amazon Web Services (AWS), sumber daya manusia, periklanan, dan bisnis live streaming Twitch. Belakangan diketahui, gelombang PHK kedua Amazon ini juga berdampak pada penutupan situs DPReview dan saluran YouTube DPReview TV.

Baca juga: Twitch PHK 400 Karyawan, Imbas Layoff Gelombang Kedua di Amazon

Putaran PHK kedua Amazon ini bertujuan untuk merampingkan biaya operasional perusahaan.

Sebelumnya, pada Januari lalu, Amazon juga melakukan PHK besar-besaran dengan merumahkan lebih dari 18.000 pegawainya secara global. Angka PHK tersebut merupakan yang terbesar sepanjang sejarah berdirinya Amazon.

PHK massal di Amazon ini terjadi setelah e-commerce raksasa ini melakukan perekrutan besar-besaran selama pandemi Covid. Tenaga kerja global Amazon membengkak menjadi lebih dari 1,6 juta karyawan pada akhir 2021. Angka tersebut naik dari 798.000 pada kuartal keempat 2019.

Bila sedikit kilas balik ke belakang, Amazon menjadi salah satu perusahaan teknologi yang mendapatkan "rezeki nomplok" saat pandemi Covid-19 merebak. Sebab, orang-orang yang berdiam di rumah berbondong-bondong beralih ke belanja online, misalnya.

Bisnis Amazon di bidang e-commerce (amazon.com), bahan makanan (Amazon Fresh), hingga komputasi awan (Amazon Web Services/AWS) pun ikut subur.

Ketika itu, untuk memenuhi permintaan, Amazon pun menggandakan jaringan logistiknya dan merekrut ratusan ribu karyawan baru. Sehingga, tenaga kerjanya membengkak menjadi 1,6 juta orang pada akhir 2021.

Namun, kini, permintaan tersebut cenderung melambat seiring dengan orang-orang yang mulai kembali beraktivitas seperti biasa.

Amazon pun mulai meninjau secara luas pengeluaran perusahaan karena memperhitungkan penurunan ekonomi dan pertumbuhan yang melambat dalam bisnis ritelnya.

Alhasil, Amazon juga mulai berhitung dan melakukan pemotongan biaya operasional hingga pengurangan pegawai seperti saat ini.

Amazon juga dilaporkan membekukan perekrutan tenaga kerja korporatnya, menghentikan beberapa proyek eksperimental, dan memperlambat perluasan gudangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com