Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Radiasi Ponsel Meningkat 1.000 Kali saat Baterai Tinggal 10 Persen, Ini Faktanya

Kompas.com - 06/04/2023, 09:00 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, sebuah postingan di Instagram menyebut bahwa radiasi ponsel akan meningkat tajam ketika baterai lemah.

Dalam narasinya, unggahan itu menyebut radiasi ponsel akan meningkat hingga 1.000 kali lipat ketika daya tersisa 10 persen.

"Ternyata menggunakan ponsel untuk menjawab telepon lebih baik di telinga kiri daripada di telinga kanan, hal itu disebabkan karena di telinga kanan lebih dekat dengan otak, selain itu bila battery handphone kamu terlalu rendah yaitu dibawah 10 persen lebih baik tidak menerima panggilan karena radiasinya meningkat sampai 1.000 kali lipat," begitu narasi dalam unggahan tersebut.

Informasi soal radiasi ponsel meningkat ketika baterai lemah sebetulnya pernah muncul pula di Faceook tahun 2020 lalu. Narasinya pun hampir sama dengan unggahan Instagram di atas.

Baca juga: 10 Smartphone dengan Radiasi Tinggi, Motorola Teratas

"Ketika baterai lemah, tinggal satu garis terakhir, jangan angkat telefon, karena radiasinya meningkat 1.000 kali," begitu narasi pada postingan Facebook tersebut.

Lantas, benarkah radiasi ponsel meningkat 1.000 kali lipat saat baterai tinggal 10 persen atau di bawahnya?

Benarkah radiasi ponsel meningkat saat baterai lemah?

Melansir Australian Associates Press (AAP) Fact Check, informasi tersebut tidak benar. Beberapa ahli mengatakan ponsel tidak memancarkan radiasi yang lebih tinggi ketika baterai lemah.

Para ahli mengatakan, studi tentang isu peningkatan radiasi ponsel ketika baterai lemah, saat ini masih terbatas. Kendati demikian, hingga kini belum ada bukti yang mendukung klaim bahwa radiasi melonjak 1.000 kali lipat saat baterai ponsel lemah.

Seperti diketahui, ponsel memaparkan gelombang frekuensi radio (radiofrequency/RF) yang digunakan untuk memancarkan sinyal komunikasi.

Misalnya, ponsel generasi kedua, ketiga, dan keempat (2G, 3G, 4G) memancarkan frekuensi radio dalam rentang frekuensi 0,7–2,7 GHz, serta ponsel generasi kelima (5G) yang diperkirakan menggunakan spektrum frekuensi hingga 80 GHz.

Menurut Profesor Rodney Croft, kepala International Commission on Non-Ioning Radiation Protection (ICNIRP) dan direktur Center for Electromagnetic Bioeffects Research Australia, hal yang memengaruhi seberapa tinggi paparan medan elektromagnetik frekuensi radio (RF EMF) adalah jarak antara pengguna ponsel dan base tranceiver station (BTS).

"Besarnya paparan RF EMF yang dipancarkan ponsel bervariasi, tergantung fungsi banyak faktor. Misalnya, jarak antara BTS (semakin dekat BTS, semakin sedikit RF EMF yang diserap oleh seseorang)," kata Croft kepada AAP.

Baca juga: Radiasi Ponsel Picu Kanker pada Tikus, Apa Artinya bagi Manusia?

Ia menambahkan, radiasi dari ponsel tidak membahayakan karena paparannya tidak melebihi batas keamanan. Lebih lanjut, Croft juga mengatakan bahwa tingkat RF EMF, tidak meningkat karena daya baterai rendah.

Hal senada juga dipaparkan oleh Associate Professor Ken Karipidis, seorang ilmuwan Australian Radiation Protection and Nuclear Safety Agency (ARPANSA) dan anggota International Commission on Non-Ionizing Radiation Protection (ICNIRP).

Dia sepakat bahwa level baterai tidak berkorelasi dengan jumlah gelombang radio yang dipancarkan.

"Ponsel memiliki fitur yang disebut "kontrol daya adaptif", di mana perangkat hanya memancarkan gelombang radio sebanyak yang diperlukan untuk membangun koneksi yang baik dengan BTS terdekat," jelas Karipidis.

Jadi, semakin baik penerimaan sinyal ponsel, semakin rendah pula emisi gelombang radionya.

Saat daya ponsel lemah, perangkat justru hanya akan melakukan pekerjaan minimal untuk menghemat daya. Ketika daya lemah, ponsel akan berpindah ke mode "baterai lemah" atau "hemat daya" untuk memangkas beberapa tugas.

Begitu juga dengan radiasi, akan lebih sedikit yang terpapar saat baterai lemah, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari WaveWall.

Korelasi antara jumlah radiasi dan baterai lemah, sebetulnya tidak terkait secara langsung. Ketika ponsel berada di wilayah yang cukup terisolir, perangkat akan bekerja ekstra untuk mencari sinyal demi membangun koneksi yang stabil.

Lantaran jarak BTS dan ponsel cukup jauh, maka radiasi yang dipancarkan kemungkinan akan tinggi. Nah, karena bekerja keras mencari sinyal, baterai perangkat akan cepat terkuras.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com