KOMPAS.com - Tepat di bulan ini enam tahun lalu, sekitar pertengahan Mei 2017, Indonesia dihebohkan dengan serangan Ransomware bernama WannaCry. Berbagai pihak pun, termasuk pemerintah, khawatir dengan serangan ini.
Kekhawatiran itu tak lepas dari serangan WannaCry yang dapat menyebar dengan sangat cepat di banyak komputer dan merugikan pengguna. Serangan WannaCry juga tidak pandang bulu. Semua komputer di berbagai sektor bisa jadi target serangan.
Baca juga: Panduan Lengkap Ransomware WannaCry yang Menggegerkan Dunia
Bila tertarik untuk membaca lagi situasi kehebohan kala itu, berikut adalah kilas balis serangan WannaCry di Indonesia pada Mei 2017.
Ransomware merupakan merupakan salah satu jenis perangkat lunak berbahaya (malware). Seperti namanya, “ransom” yang berarti “tebusan”, Ransomware dipakai peretas untuk mengancam dan meminta tebusan sejumlah uang ke korban.
Ransomware dapat menyebar ke berbagai perangkat, menginfeksi perangkat, mengunci (mengenkripsi) data pengguna di perangkat, dan yang jenis terbaru bisa mentransfer data itu ke perangkat lain.
Saat data telah terkunci, peretas bakal meminta tebusan ke korban. Jika korban membayarnya maka peretas menjanjikan bakal memberikan kode atau kunci untuk membuka (dekripsi) kembali data-data di sistem perangkat yang telah digembok.
Ransomware punya beragam jenis, salah satunya yang sempat menggegerkan Indonesia adalah WannaCry. Infeksi Ransomware WannaCry tak cuma terjadi di Indonesia, tetapi di berbagai negara juga layaknya pandemi.
Secara global, setidaknya terdapat lebih dari 200.000 komputer yang telah terinfeksi Ransomware Wannacry. Sistem komputer di 150 negara terkena dampak serangan Ransomware Wannacry.
Ransomware WannaCry menginfeksi komputer dengan mengeksploitasi kerentanan di sistem operasi Windows. Perangkat lunak berbahaya ini telah menyerang sistem komputer di berbagai sektor secara cepat, mulai dari perusahaan telekomunikasi, perbangkan, hingga rumah sakit.
Serangan Ransomware WannaCry mulai mencuat ke publik setelah perusahaan telekomunikasi asal Spanyol, Telefonica, melaporkan telah menjadi korban pada 12 Mei 2017. Setelah itu, sejumlah rumah sakit di Inggris juga lapor terkena serangan serupa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.