Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generative AI bak Pisau Bermata Dua untuk Keamanan Siber

Kompas.com - 22/06/2023, 13:33 WIB
Reska K. Nistanto

Editor

Dengan perimeter mikro ini perusahaan atau organisasi tidak hanya bisa membatasi gerak aktor ancaman ransomware, namun juga membatasi kerusakan yang disebabkan oleh ransomware tersebut, sehingga pengisolasian ancaman dan pemulihan bisa dilakukan secara cepat.

Sebagai bagian dari strategi micro-segmentation, layanan ‘pemburuan’ ancaman dan deteksi pelanggaran proaktif yang memanfaatkan AI dan ML, juga memungkinkan perusahaan untuk menemukan dan mengisolasi acaman yang tersembunyi jauh di dalam jaringan dan sistem mereka, serta melakukan pemulihan terhadap jaringan dan sistem mereka.

Solusi ini diperlukan terutama untuk mengatasi ancaman yang sangat evasive atau sulit dideteksi seperti Advanced Persistent Threats (APTs) yang pengembangannya bisa dibantu AI dan mampu melalui pertahanan keamanan tradisional

Sebagai pelengkap bagi penerapan GAN (Generative Adversarial Network), Generative AI tidak hanya berguna untuk memonitor dan mencegah penyebaran malware atau ancaman siber lain di dalam jaringan (cloud, data center).

Baca juga: Akamai Bangun Cloud Data Center di Indonesia, Beroperasi Tahun Ini

Melainka, Generative AI juga bermanfaat untuk meningkatkan kebijakan dan prosedur keamanan dengan mengintegrasikannya dengan sistem deteksi ancaman dan respons real-time.

Generative AI juga bisa berkontribusi dalam menyediakan pelatihan bagi karyawan mengenai keamanan siber di perusahaan.

Disebut Reuben, survei dari SecLab BDO Indonesia terhadap talenta-talenta IT di Indonesia mengungkap bahwa hanya 1 dari 10 lulusan IT tertarik untuk mempelajari keamanan siber.

Kurangnya tenaga keamanan siber ditambah dengan kesadaran masyarakat yang relatif rendah terhadap keamanan siber membuat banyak perusahaan di Indonesia menjadi sasaran empuk kejahatan siber.

"Dukungan Generative AI dalam membantu meningkatkan kesadaran keamanan siber paling tidak bisa memperkecil kesenjangan ini," pungkas Reuben.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com