Keempat pilar ini berperan penting dalam proses berpikir komputasional, yang pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan solusi-solusi inovatif dan efektif dalam menangani berbagai permasalahan.
Berikut ini penjelasan selengkapnya mengenai empat fondasi dalam berpikir komputasional.
Pendekatan dekomposisi memungkinkan penyelesaian masalah dengan cara memecahnya menjadi bagian-bagian kecil, sehingga menjadi lebih mudah diselesaikan. Dengan metode ini, masalah yang awalnya kompleks menjadi lebih sederhana dan lebih dapat diatasi.
Teknik dekomposisi membantu dalam memisahkan dan mengelompokkan berbagai isu yang terlibat. Memecah masalah menjadi unit-unit yang lebih kecil juga memberikan pandangan lebih rinci tentang sifat masalah tersebut.
Contoh penerapannya di bidang Teknologi Informasi (TI) dapat dilihat pada pekerjaan programmer saat mengembangkan perangkat lunak.
Ketika menghadapi masalah utama dalam pengembangan aplikasi e-commerce, programmer dapat memecah masalah menjadi beberapa poin yang lebih spesifik. Seperti tujuan aplikasi, tampilan aplikasi, target pengguna, desain tampilan grafis, dan lain sebagainya.
Dilansir dari laman Learning, contoh lain penerapan dekomposisi dalam ilmu komputer terlihat ketika pengguna membuat sebuah game baru. Misalnya, dalam pembuatan game, Anda perlu mempertimbangkan beberapa aspek seperti karakter, latar belakang, dan alur cerita.
Selain itu, juga harus memikirkan bagaimana berbagai tindakan dalam game tersebut akan dilakukan, cara implementasinya, dan berbagai hal lainnya.
Dengan memecahkan masalah menjadi unit yang lebih kecil seperti ini, programmer akan lebih mudah menetapkan prioritas dan memulai pekerjaan.
Pendekatan serupa juga berlaku di kehidupan sehari-hari, di mana masalah-masalah yang dihadapi dapat dipecahkan menjadi bagian yang lebih terkelola, memudahkan analisis, dan penemuan solusi yang tepat.
Fondasi kedua adalah pengenalan pola, yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan berbagai masalah, melakukan rekayasa, melakukan prediksi, dan sebagainya.
Pengenalan pola memungkinkan proses penyelesaian masalah diaplikasikan pada masalah sejenis. Ada beberapa teknik untuk mengenali pola, seperti menemukan kesamaan antara karakteristik, perilaku, penyebab, dan gejala dari masalah yang serupa.
Selain itu, teknik ini juga memungkinkan perbandingan antara masalah yang memiliki pendekatan/metode yang mirip. Dengan pengenalan pola, metode penyelesaian masalah dapat dianalisis untuk menyimpulkan dan mendapatkan pelajaran yang berharga.