Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mesin Tik Teks Proklamasi, Dipinjam dari Perwira Nazi Malam-malam

Kompas.com - 17/08/2023, 10:01 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Karena terburu-buru, dia sadar betul bahwa hasil ketikannya tampak tidak rapi, sedikit agak mencong atau tidak lurus.

Meski merasa tidak rapi, Sayuti Melik tetap teliti. Sebab, ia mengubah beberapa kata yang dituliskan oleh Soekarno. 

Baca juga: Cara Membuat Poster dan Spanduk HUT Ke-78 Kemerdekaan RI di Canva

Di antaranya seperti kata ‘tempoh’ menjadi ‘tempo’, lalu kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti menjadi “Atas nama Bangsa Indonesia”.

Selain itu, ia juga menambahkan nama “Soekarno-Hatta” serta “Djakarta,17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”.

Angka 05 adalah singkatan dari 2605, tahun showa Jepang yang sama dengan tahun 1945 masehi.

Hasil ketikan dibawa ke ruang rapat

Setelah berbagai perbaikan dilakukan, Sayuti Melik meninggalkan draf naskah yang ditulis tangan Soekarno di atas meja tempat mesin tik.

Kemudian hasil ketikan teks proklamasi dibawa ke ruang rapat, dibacakan di depan para peserta rapat, hingga akhirnya disetujui dan ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.

Naskah proklamasi ini yang hingga kini disebut sebagai Naskah Proklamasi Otentik. Sementara, naskah yang ditulis tangan Soekarno disebut sebagai Naskah Proklamasi Klad.

Naskah proklamasi itu lantas dibacakan Soekarno didampingi Hatta di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta Pusat di hari yang sama dengan tanggal pengetikkan, tepatnya pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.

Meski peristiwa ini sudah terjadi sekitar 78 tahun lalu, masyarakat Indonesia kini masih bisa melihat mesin tik yang dipakai untuk mengetik teks proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Menteng, Jakarta Pusat.

Museum ini dulunya merupakan rumah Laksamana Maeda yang merupakan seorang Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang.

Bangunan ini, pada Jumat 17 Agustus, 78 tahun silam, dijadikan sebagai tempat merundingkan kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, Sukarni, dan Burhanuddin Muhammad Diah.

Adapun suasana perumusan naskah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 lalu, begitu juga aksi Sayuti Melik mengetikkan teks proklamasi, bisa disimak dalam film dokumenter yang diunggah Museum Perumusan Naskah Proklamasi berikut ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com