Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, iPhone Tidak Bisa Diretas? Begini Penjelasannya

Kompas.com - 11/09/2023, 11:15 WIB
Zulfikar Hardiansyah

Penulis

KOMPAS.com - iPhone terkenal dengan sistem keamanannya yang dapat meminimalisir terjadinya peretasan atau hacking pada pengguna. Saking terkenalnya, beberapa pengguna pun mungkin beranggapan iPhone tidak bisa diretas.

Lantas, benarkah anggapan itu? Bila tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, berikut adalah penjelasan mengenai apakah iPhone tidak bisa diretas.

Baca juga: 2 Risiko Ganti Baterai iPhone yang Perlu Diketahui, Perhatikan

Apakah iPhone tidak bisa diretas?

Perlu diketahui, sistem operasi iPhone, iOS punya sistem keamanan yang tinggi, yang dirancang untuk bisa menghambat upaya peretasan. Namun, adanya sistem keamanan yang tinggi itu tak lantas membuat iPhone tidak bisa diretas.

iPhone tidak bisa diretas bisa dibilang adalah sebuah mitos.Tidak ada perangkat yang benar-benar tidak bisa diretas. Semua perangkat, termasuk iPhone, memiliki potensi untuk diretas, baik melalui sistem operasi maupun aplikasi.

Apple selaku pengembang dan pembuat iPhone pun mengakui secara tidak langsung, iPhone diretas itu tetap mungkin terjadi. Pengakuan secara tidak langsung itu dapat dilihat dari adanya program Apple Security Bounty.

Sebagai informasi, Apple Security Bounty merupakan program untuk mencari celah keamanan atau kerentanan pada semua sistem perangkat Apple, termasuk iPhone, yang ditujukan pada pengguna secara umum.

Lewat program itu, jika terdapat pihak atau pengguna yang berhasil menemukan celah keamanan pada sistem perangkat dan melaporkannya ke Apple, perusahaan bakal memberikan sejumlah hadiah.

Dengan adanya program ini, artinya sistem pada iPhone pada dasarnya memiliki celah keamanan yang berpotensi dieksploitasi untuk melancarkan aksi peretasan.

Kemudian, iPhone tidak bisa diretas adalah sebuah mitos bisa dilihat juga dengan adanya metode Jailbreak untuk memodifikasi sistem keamanan pada sistem operasi iPhone. Metode jailbreak itu sudah cukup populer.

Perlu diketahui, Jailbreak merupakan aktivitas memodifikasi dan mengeksploitasi lapisan keamanan pada sistem operasi di iPhone. Tujuan melakukan Jailbreak adalah untuk mendapatkan akses atau kontrol penuh pada iOS di iPhone.

Baca juga: 3 Cara Cek IMEI di iPhone, Bisa via Kode UMB dan Menu Pengaturan

Di iOS, terdapat sejumlah pembatasan fitur yang sengaja didesain agar tidak bisa diakses oleh pengguna untuk alasan keamanan. Misalnya, fitur yang memungkinkan pengguna untuk memasang perangkat lunak dari sumber selain App Store.

Dengan Jailbreak, batasan tersebut dapat diterobos pengguna. Saat sistem operasi iPhone telah berhasil dimodifikasi dan dieksploitasi, pengguna bisa mendapat kontrol penuh atas iOS yang memungkinkan untuk memasang perangkat lunak atau aplikasi dari berbagai sumber.

Selain memungkinkan untuk memasang perangkat lunak dari sumber selain App Store, pengguna juga dapat mendapatkan akses untuk mengotak-atik secara bebas tampilan iPhone yang sudah dieksploitasi sistem keamanannya.

Jadi, sekali lagi, iPhone pada dasarnya tetap bisa diretas. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan ponsel berbasis Android, sistem keamanan iPhone bisa dibilang lebih baik. Potensi peretasan pada iPhone lebih kecil dibanding dengan ponsel Android.

Sistem keamanan di iPhone vs Android

Dikutip dari laman Norton, pengembang program antivirus, perangkat Apple seperti iPhone disebutk memiliki sistem keamanan yang lebih baik dibanding perangkat Android, dalam menghambat upaya peretasan.

Persentase serangan malware pada ponsel Android lebih tinggi dibandingkan pada iPhone. Alasannya karena populasi pengguna Android secara global lebih banyak ketimbang iPhone dan ponsel Android punya sistem keamanan yang lebih terbuka atau permisif.

Di ponsel Android, pengguna sangat mungkin untuk menginstal aplikasi dari berbagai sumber dan memodifikasi sistem operasi. Sementara di iPhone, pengguna tak diberi kesempatan atau sangat sulit untuk melakukannya.

Selain itu, Apple secara ketat mengontrol dan memeriksa semua aplikasi yang tersedia di App Store untuk menghindari masuknya malware ke iPhone.

Meski punya sistem keamanan yang lebih baik, tetapi iPhone tetap memiliki risiko peretasan yang sama seperti pada ponsel Android. iPhone juga tetap bisa terkena serangan peretasan lewat metode rekayasa sosial (social engineering).

Untuk diketahui, social engineering merupakan metode peretasan dengan cara mengelabui pengguna terlebih dahulu agar mau melakukan tindakan tertentu. Dengan metode itu, pengguna iPhone yang tak waspada, jadi bisa dicuri data kredensial akunnya.

Lantaran tetap punya potensi diretas, pengguna iPhone pun perlu melakukan serangkaian upaya untuk mengamankan perangkat dan data yang ada di dalamnya. Misal, pengguna bisa selalu memperbarui sistem operasi.

Jika terdapat celah keamanan secara internal pada sistem operasi, Apple selalu memberikan penambalan di sistem operasi yang terbaru. Oleh karena itu, pengguna disarankan memperbarui sistem operasi untuk menambal celah keamanan.

Baca juga: Cara Cek Battery Health iPhone, Penting buat Mengetahui Kondisi Baterai

Kemudian, untuk melindungi serangan secara eksternal, pengguna juga disarankan melakukan upaya-upaya, seperti tidak membuka tautan sembarangan, tidak membagikan data pribadi, tidak instal aplikasi dari sumber sembarangan, dan lainnya.

Demikianlah penjelasan seputar anggapan mengenai iPhone tidak bisa diretas, yang faktanya tetap bisa mengalami peretasan, semoga bermanfaat dan tetap waspada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com