Di bidang telekomunikasi, Gen AI in-house digunakan untuk riset dan pengembangan produk serta layanan 5G. Perusahaan manufaktur tak ketinggalan memanfaatkan Gen AI untuk keperluan serupa, dalam riset dan pengembangan inovasi baru.
Menurut Marrs, peluang pasar infrastruktur Gen AI untuk terus tumbuh masih terbuka lebar karena penerapannya kini masih dalam tahap awal.
Baca juga: Meta Latih AI Pakai Posting Pengguna Facebook dan Instagram
Dia mengutip laporan The Infrastructure Market for Generative AI dari Firma riset pasar IDC yang menyebutkan bahwa belanja infrastruktur AI di kawasan Asia Pasifik dan Jepang akan tumbuh hingga mencapai 55 miliar dollar AS pada 2026, dengan Compund Annual Growth Rate (CAGR) 22,38 persen.
"Kami punya backlog (antrean pesanan yang belum dapat dipenuhi) solusi Gen AI senilai 2 miliar dollar AS yang terus bertambah. Ada peluang yang sangat besar di sini," ujar Marrs.
John Roese menambahkan, peluang tumbuh Gen AI antara lain bisa dilihat dari penerapannya di kalangan pelanggan yang kebanyakan masih berada di tahapan pengembangan language model yang bisa diterapkan di bisnis, tapi masih belum benar-benar dipakai.
Saat nanti Gen AI sudah selesai dikembangkan, barulah masing-masing perusahaan bisa melakukan inferencing alias memasukkan data ke Gen AI untuk diproses sesuai dengan training sebelumnya, entah untuk membuat prediksi atau menyelesaikan tugas tertentu.
"Sekarang baru segelintir pelanggan yang melakukan inferencing dalam skala besar. Tapi, jika model-model (Gen AI) sudah selesai, sebagian besar kebutuhan komputasi akan bergeser ke sana, Jadi, bakal ada gelombang kedua Gen AI berupa inferencing yang bahkan belum dimulai," ujar Roese.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.