LONDON, KOMPAS.com - Dengan layar 4,5 inci berbentuk persegi dan deretan keyboard QWERTY, BlackBerry Passport terlihat berbeda di tengah smartphone touchscreen masa kini yang rata-rata mengusung rupa seragam.
Bentuk "aneh" Passport yang terlihat melebar itu tak tercetus begitu saja. Vice President Global Product Management BlackBerry, Francois Mahieu berkisah bahwa kemunculan Passport didasari kebutuhan BlackBerry menelurkan produk flagship yang powerful dan ikonik.
Produk tersebut harus bisa mengakomodir kebutuhan kalangan bisnis dan profesional yang menjadi sasaran BlackBerry.
“Kami berpikir, kira-kira bentuk seperti apa yang familiar dengan pebisnis?” ujar Mahieu saat berbincang dengan Kompas Tekno usai acara peluncuran BlackBerry Passport di London, Inggris, Rabu (24/9/2014).
“Lalu kami menemukannya. Kalau Anda pebisnis, pasti Anda senantiasa membawa buku paspor untuk bepergian… Sesuatu yang senantiasa Anda bawa seperti buku paspor, itulah asosiasi yang ingin kami tekankan,” tambah Mahieu.
Jadilah BlackBerry Passport dirancang agar memiliki rupa dan ukuran persis buku paspor. Layar perangkat ini sengaja dibuat berbentuk “kotak” (aspect ratio 1:1) karena dinilai sesuai untuk bekerja.
“Bentuk apa yang paling cocok untuk profesional? Kami menemukan bahwa jawabannya adalah persegi. Bentuk ini ideal untuk membaca dokumen, semisal spreadsheet, bahkan juga untuk melihat tweet,” kata COO BlackBerry Marty Beard.
Ingin beda
Dibandingkan ponsel layar sentuh berbentuk persegi panjang, BlackBerry mengklaim bahwa layar kotak milik Passport lebih sesuai untuk menampilkan teks dan data pekerjaan, seperti dalam e-mail maupun bentuk dokumen lain.
Ini karena Passport mampu menampilkan 60 karakter dalam satu baris teks, mendekati standar industri cetak yang dipatok di angka 66 karakter per baris untuk kenyamanan membaca. Sebaliknya, ponsel touchscreen macam iPhone dan Samsung Galaxy disebut hanya bisa menampilkan sekitar 30 karakter per baris.
Untuk mendukung kenyamanan pengguna secara lebih jauh, Passport turut dibekali dengan keyboard yang bisa menerima touch input layaknya layar sentuh.
Papan ketik berukuran besar ini bisa dipakai untuk melakukan scrolling dengan cara menyapukan jari di atas deretan tombol, serta diklaim memiliki tingkat kesalahan ketik hingga 75 persen lebih rendah dibandingkan ponsel BlackBerry lain yang tidak memiliki keyboard.
Di samping faktor kebutuhan kalangan profesional yang menjadi sasaran pengguna BlackBerry Passport itu, pada akhirnya, Beard juga mengakui bahwa pihaknya membutuhkan semacam diferensiasi dari kompetitor.
“Sebuah perangkat yang tampil beda dari lautan keseragaman,” ujar Beard. “Layar persegi dipadu dengan keyboard mumpuni, lalu kami pun berani tampil beda.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.