Pasalnya, reformasi yang dia lakukan merupakan usaha untuk memangkas berbagai proses perizinan, lisensi, dan sejumlah hal tak penting agar semua bisa lebih sederhana.
Sementara itu, Steve Jobs membuat sebuah ponsel atau tablet yang bisa menjadi pusat kegiatan seseorang sehingga hidup menjadi lebih efisien.
"Membuat sesuatu menjadi sulit, itu mudah. Namun, membuat sesuatu menjadi sederhana dan efisien, itu lebih sulit," ujarnya sambil mengenang Steve Jobs dan Apple dalam gala dinner bersama US Chamber of Commerce di Washington DC, Senin (26/10/2015).
Sebagaimana dikutip KompasTekno dari The Diplomat, Jokowi dalam acara itu juga menceritakan masa lalunya ketika menjadi pebisnis selama lebih dari 20 tahun.
Dia mengaku tidak senang menjalani proses yang berbelit-belit, seperti keharusan mengisi sejumlah formulir, regulasi yang rumit, hingga soal gangguan dari kepentingan pribadi pihak tertentu.
Proses penyederhanaan birokrasi dan perizinan yang dimaksud Jokowi tak akan bisa dicapai dalam waktu singkat. Oleh karena itu, dia mengimbau agar masyarakat internasional bersabar karena saat ini proses tersebut sedang berjalan.
Secara tersirat, dia juga mengakui bahwa penyederhanaan birokrasi dan perizinan merupakan langkah pertama Indonesia untuk memuluskan niatnya bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP).
Kerja sama ekonomi tersebut dinilai bisa memberi peluang bagi Indonesia yang ingin mengembangkan pasar ke negara-negara maju. TPP saat ini diikuti oleh 12 negara, yaitu Brunei, Cile, Selandia Baru, Singapura, Amerika Serikat, Australia, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Peru, dan Vietnam.
Jokowi memosisikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi digital terbesar di dunia. Ekonomi digital pun sudah menjadi prioritas utama pengembangan ekonomi ke depan.
"Saya mengajak Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam hal ekonomi digital," pungkasnya, seperti dikutip dari keterangan resmi Tim Komunikasi Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.