Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo: Kalau Internetnya Cepat Mau Dipakai buat Apa?

Kompas.com - 30/01/2014, 15:12 WIB
Reza Wahyudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Laporan terbaru dari Akamai membeberkan peringkat kecepatan koneksi internet Indonesia pada kuartal III tahun 2013 lalu. Disebutkan, kecepatan koneksi internet Indonesia rata-rata tercatat sebesar 1,5 Mbps.

Angka tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat kedua terbawah di antara negara-negara Asia Pasifik dalam hal kecepatan koneksi internet rata-rata. Indonesia hanya lebih tinggi dari India yang mencatat angka 1,4 Mbps. (Baca: Internet Indonesia Paling Pelan Kedua)

"Prestasi" internet Indonesia ini banyak dikecam oleh para pengguna internet di Indonesia. Mereka mengeluhkan dan bertanya, mengapa internet Indonesia lambat dan kapan internet Indonesia bisa secepat Korea Selatan yang menempati peringkat teratas dunia.

Atas keluhan tersebut, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul Sembiring pun angkat bicara. Tifatul melalui akun Twitter-nya, Kamis (30/1/2014), mengawali komentarnya dengan sebuah pertanyaan, "Tweeps Budiman, memangnya kalau internetnya cepat mau dipakai buat apa?...:D *MauTauBanget*".

Tak lama setelah tweet tersebut ditulis, jawaban-jawaban dari pengguna Twitter Indonesia mengalir dengan deras.

Salah satu pengguna Twitter dengan akun @Hestipanda menulis jawaban, "kirim materi video HD ke client di luar negeri, deadline, yg bisa bantu cuma internet dgn kecepatan upload yg tinggi. Help us".

Akun lain, @shitlicious, menuliskan, "skype-an sama pacar pak. Semoga anda mengerti." Yang kemudian dijawab melalui akun @tifsembiring tanpa embel-embel *TS* di belakangnya: "Ini sama dg membebankan dana saksi kpd APBN...:D."

Setelah membaca jawaban-jawaban dari para follower-nya, Tifatul pun memberi penjelasan. Berikut penjabaran soal lambatnya internet di Indonesia oleh Tifatul:

- Pembangunan fasilitas TIK di Indonesia dilaksanakan scr bertahap prioritas kepadatan penduduk dan pemerataan infrastruktur TIK.

- Keterbatasan anggaran Kemenkominfo, sekitar Rp 3 Trilyun/thn. u/ infrastruktur separuhnya. Smtr pertumbuhan pengguna IT sangat cepat.

- Pemerataan fasilitas IT: blank spot seluler sisa 6% wilayah Papua. Seluruh desa Indonesia sdh ada telepon, tiap kecamatan ada Internet.

- Terus dg Pembangunan jaringan broadband Fiber Optic, Wifi Kab/Kota, NIX, IIX, satelit, micro wave dst. Nmn angka pengguna jauh melejit.

- Infrastruktur dibangun scr deret hitung, namun user tumbuh scr eksponensial. Tahun 2012 jumlah IP Address Indonesia sdh mencapai 72 juta.

- Lebih dari 70% pengguna Internet memakai mobile inet. Tambah lagi down load image dan film2 yg butuh spektrum lebar sangat marak.

- Akibatnya terjadi lack of spectrum bandwith. Masing2 berebut untuk memakai jalur yg sama. Akibatnya kecepatan menjadi lambat.

- Ini fenomena kota2 besar, di Beijing saja sangat susah dpt sinyal 3G di siang hari. Ini fasilitas layanan publik. Mau cepat byr mahal.

- India saja yg sdh punya Silicon Valley di Bengalore masih terkendala dg tingginya jumlah user . Insya Allah scr bertahap akan lebih baik.

- Tahun 2015 kita targetkan kota2 besar di Indonesia sdh merata jaringan broad band dg speed inet sekitar 2MB/s - 8 MB/s. Insya Allah.

Mengenai peringkat internet Indonesia di Asia Pasifik, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga telah menyampaikan tanggapannya. Baca tanggapan itu di Internet Indonesia Pelan, Ini Kata Kominfo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com