Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Televisi Samsung Tinggalkan Layar OLED?

Kompas.com - 13/04/2016, 11:47 WIB
Deliusno

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Beberapa tahun silam, Samsung merupakan salah satu produsen perangkat televisi yang gencar mempromosikan panel layar berteknologi organic light-emitting diode (OLED).

Namun, raksasa elektronik itu kini malah meninggalkan teknologi panel layar tersebut, terutama di seri TV Super Ultra HD (SUHD) miliknya. Apa alasannya?

Untuk diketahui, TV Samsung SUHD saat ini menggunakan teknologi bernama Quantum Dot, yang merupakan rancang ulang dari teknologi nano crystal.

Head of Product Marketing TV/AV PT Samsung Electronics Indonesia Ubay Bayanudin mengungkapkan bahwa saat ini panel OLED dinilai belum terlalu sempurna. Oleh karena itu, Samsung untuk sementara ini lebih memilih menggunakan teknologi lain.

"OLED itu sebenarnya bagus. Masalahnya, OLED yang ada di pasaran saat ini kurang begitu sempurna," ujar Ubay kepada KompasTekno di sela-sela acara Samsung TV Seminar di Singapura, Selasa (12/4/2016).

Samsung sendiri saat ini sebenarnya masih menggunakan panel OLED, meski di produk dengan layar yang lebih kecil, seperti smartphone dan tablet.

Alasannya, warna yang ditampilkan oleh layar bikinannya dinilai sudah bisa lebih stabil ketimbang OLED berukuran besar di perangkat televisi.

Selain itu, teknologi Quantum Dot yang digunakan saat ini dikatakan sudah lebih siap ketimbang OLED. Masih menurut Ubay, Quantum Dot menawarkan cakupan warna yang lebih banyak. Warna yang dihasilkan juga diklaim lebih akurat.

"Cakupan warna semakin banyak. Dulu hanya bisa 8-bit, sekarang sudah bisa 10-bit. Itu artinya warna yang dihasilkan bisa 64 kali lebih banyak," tutur Ubay.

Selain itu, teknologi ini dikatakan mampu menampilkan gambar HDR (high dynamic range) dengan tingkat kecerahan 1.000 nitt.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com