Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Keamanan "Cyber", Indonesia Masih Jadi Korban "Bully"

Kompas.com - 19/04/2016, 18:06 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com — Perusahaan keamanan cyber FireEye mengungkap bahwa Indonesia saat ini seperti jadi negara korban bully karena sering "dikerjai" oleh negara-negara lain.

FireEye mengungkap bahwa persentase serangan cyber ke Indonesia ternyata lebih tinggi dari pelanggan layanannya di negara lain. Jumlahnya mencapai dua kali lipat.

Diketahui, jumlah pelanggan FireEye di Indonesia yang mendapat serangan cyber sebanyak 36 persen dari total jumlah pelanggan global. Sementara itu, pelanggan di luar negeri hanya 15 persen.

Sayangnya, FireEye menolak menyebut berapa jumlah kliennya yang ada di Indonesia.

Menurut Chief Technology Officer FireEye, Bryce Boland, ada beberapa motivasi serangan cyber ke perusahaan-perusahaan di Indonesia, seperti yang bersifat politis, finansial, ekonomi, serta keamanan.

Reska K. Nistanto/KompasTekno Bryce Boland, Chief Technology Officer FireEye Asia Pacific.
Bryce juga mengungkap bahwa saat ini ada empat kelompok hacker besar yang fokus menyerang Indonesia. Kelompok tersebut terdiri atas tiga kelompok besar dari China dan satu kelompok dari Eropa Timur.

Upaya untuk menangkal serangan cyber ke Indonesia juga dirasa masih minim.

"Tingkat kematangan Indonesia dalam hal cyber security masih rendah, kebanyakan perusahaan dan organisasi di Indonesia masih dalam tahap deteksi saja," kata Boland dalam acara jumpa media di Jakarta, Selasa (19/4/2016).

Tingkat kematangan cyber Indonesia

Untuk diketahui, tingkat kematangan cyber Indonesia oleh FireEye dinilai ada di peringkat ke-14. Tanah Air mendapat skor 46,4 di antara negara-negara di Asia, Australia, dan Jepang. Indonesia bahkan berada di bawah India, Thailand, dan Filipina.

Tingkat kematangan dan kesadaran keamanan cyber ini oleh FireEye dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap deteksi, tahap respons, dan tahap hunting (berburu).

Negara-negara yang sudah matang dalam hal cyber security sudah aktif memburu siapa saja yang mencoba menyerang mereka, meski tidak ada deteksi ancaman.

"Perusahaan dan organisasi di Indonesia masih mengandalkan teknologi lama yang sudah ada sejak 15 tahun lalu, seperti firewall dan anti-virus saja," kata Boland.

Lantas, apa yang perlu dilakukan agar Indonesia tidak terus-menerus dijadikan sebagai obyek bully oleh negara lain, tetapi menjadi negara pemburu para penyerang cyber?

Boland mengatakan, tidak bisa hanya mengandalkan satu solusi untuk bisa memecahkan semuanya (silver bullet). Menurut dia, harus ada intelligence awareness dari semua level, mulai dari pemerintah hingga pelaku industri.

"Dibutuhkan kerangka kerja yang bisa mengidentifikasi kejahatan sebelum terjadi, sementara pemerintah bisa menyiapkan sistem hukum peradilannya," pungkas Boland.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Jadwal Maintenance 'Honkai Star Rail' Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Jadwal Maintenance "Honkai Star Rail" Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Game
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

Game
Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

e-Business
Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

e-Business
Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

e-Business
Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Software
Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Gadget
Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi 'Tuan Rumah Kehormatan' di Tengah Ancaman Pemblokiran

Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi "Tuan Rumah Kehormatan" di Tengah Ancaman Pemblokiran

e-Business
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Gadget
Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Gadget
Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Software
Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Gadget
Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Internet
Penjualan Lesu, Tesla Lakukan PHK Karyawan

Penjualan Lesu, Tesla Lakukan PHK Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com