Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasang Logo X di Atap Gedung, Kantor Pusat Twitter Diinvestigasi

Kompas.com - 30/07/2023, 09:00 WIB
Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah mengubah logo Twitter secara bertahap di versi web dan mobile, Elon Musk kini mengganti logo di kantor pusat Twitter.

Kantor yang berlokasi di 1355 Market Street, San Francisco, California, Amerika Serikat itu kini memiliki logo baru, yakni "X". Namun, logo itu dipasang di atap gedung, bukan bagian depan, sebagaimana logo Twitter lama.

Akan tetapi, tak berapa lama setelah logo Twitter baru itu dipasang, pemerintah Kota San Francisco langsung melakukan investigasi. Adapun investigasi ini dilakukan karena masalah perizinan.

Baca juga: Logo Twitter Berubah Jadi X di HP Android, Warganet Kaget dan Menyayangkan

Menurut pejabat Kota San Francisco, perusahaan yang berencana mengubah papan nama atau logo, harus mendapatkan izin terlebih dahulu. Izin ini disebut penting karena alasan "desain dan keamanan".

"Setiap penggantian huruf atau simbol memerlukan izin, untuk memastikan konsistensi desain (huruf/simbol pengganti) itu dengan sifat bangunan yang bersejarah, dan untuk memastikan agar simbol tersebut terpasang dengan aman pada papan nama tersebut," kata Patrick Hannan, selaku juru bicara Departemen Inspeksi Bangunan San Francisco (DBI).

"Peninjauan dan persetujuan untuk perencanaan penggantian papan juga diperlukan, bila ingin melakukan pemasangan papan. Kota (San Francisco) membuka pengaduan dan memulai penyelidikan," imbuhnya.

Baca juga: Twitter Lenyap dari Google Play Store, Digantikan X

Adapun keluhan ini dicantumkan di situs resmi Departemen Inspeksi Bangunan San Francisco. Terdapat dua keluhan, salah satunya mempersoalkan keberadaan struktur pada atap yang tidak diizinkan.

Keluhan berikutnya mengacu pada konstruksi logo yang kurang aman. Komplain soal keamanan papan nama ini berkaitan dengan usaha Twitter untuk mencabut papan logonya pada Senin lalu.

"Simbol '@' (di logo Twitter yang terpasang sebelumnya) menjuntai dan dapat jatuh ke jalan, yang berpotensi mengancam keamanan pejalan kaki," bunyi pemberitahuan pelanggaran di situs DBI.

Kini, simbol yang berjuntai tersebut sudah dicopot, bersamaan dengan huruf "er" yang masih terpasang.

Sementara itu, bagian papan yang mengarah ke Market Street masih utuh, begitu juga dengan bagian yang mengarah ke Ninth Street.

Pemilik Twitter, Elon Musk juga memamerkan penampakan logo baru Twitter yang kini terpasang di atap gedung kantor pusat. Dalam unggahan yang mencantumkan video singkat itu, tampak masih ada papan logo Twitter lama yang terpasang di gedung.

Sempat didatangi polisi

Sebelum diinvestigasi pemerintah Kota San Francisco, kantor pusat Twitter juga sempat didatangi polisi, saat dilakukan pemugaran logo Twitter lama. Usut punya usut, kejadian ini merupakan kesalahpahaman.

"Polisi yang ditugaskan di Tenderloin Station mendapat laporan adanya penutupan jalan tanpa izin di Market Street. Setelah melakukan penyelidikan, polisi menyimpulkan tidak ada kejahatan yang dilakukan, dan insiden ini bukan urusan polisi," tulis juru bicara Departemen Kepolisian San Francisco kepada situs berita The San Francisco Standard.

Baca juga: Mau Pasang Logo Baru, Kantor Pusat Twitter Malah Didatangi Polisi

Dilansir KompasTekno dari The San Francisco Standard, Sabtu (29/7/2023), kesalahpahaman ini terjadi karena staf Twitter yang mengantongi perintah kerja untuk mencopot papan nama tersebut, tidak mengomunikasikannya dengan petugas keamanan dan pemilik gedung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com