Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Huawei Melawan Sanksi AS lewat Smartphone Mate 60

Kompas.com - 13/09/2023, 09:00 WIB
Lely Maulida,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Huawei belum lama ini meluncurkan ponsel flagship baru, yaitu Mate 60 Pro. Smartphone ini membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) was-was karena memakai chip yang canggih.

Disebut canggih karena Mate 60 Pro, menurut temuan firma riset TechInsights, memakai chipset Kirin 9000s dengan arsitektur 7 nanometer (nm). Padahal, secara tidak langsung Huawei dilarang memakai chip dengan teknologi tersebut.

Larangan itu berkaitan dengan status Huawei yang masuk dalam entity list alias daftar hitam AS. Perusahaan yang masuk dalam daftar itu tidak bisa sembarangan bahkan terlarang memakai teknologi AS, kecuali atas izin Departemen Perdagangan AS.

Jadi bagaimana bisa Huawei pakai chip 7 nm di Mate 60 Pro?

Baca juga: Huawei Mate 60 Pro Bikin Berang Anggota DPR AS, Serukan Boikot Total

Kerja sama dengan SMIC

Kirin merupakan nama yang dipakai Huawei untuk chipset buatannya. Secara teknis, chip itu dirancang dan diproduksi oleh HiSilicon, divisi bisnis semikonduktor Huawei, bekerja sama dengan perusahaan semikonduktor kenamaan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).

Namun, sejak Huawei masuk daftar hitam AS pada tahun 2019, HiSilicon kesulitan memproduksi chip Kirin karena sejumlah komponennya dipasok dari perusahaan AS.

Untuk mengakalinya, Huawei bekerja sama dengan pabrikan semikonduktor China, Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC) untuk membuat Kirin 9000s.

SMIC sebenarnya juga bernasib seperti Huawei karena masuk daftar hitam AS sejak Desember 2020.

Namun, perlu dicatat bahwa pembatasan perdagangan yang diberlakukan ke Huawei dan SMIC mencakup "Foreign Direct Product Rule" atau Peraturan Produk Asing Langsung. Aturan ini melarang perusahaan mana pun di dunia, memakai peralatan AS secara langsung guna memproduksi chip untuk Huawei.

Berdasarkan laporan Reuters, pemasok Huawei dan SMIC sudah menerima biaya lisensi bernilai miliaran dollar AS untuk menjual teknologi AS ke dua perusahaan China itu, meskipun mereka masuk daftar hitam. Celah lisensi inilah yang kemungkinan dimanfaatkan Huawei dan SMIC. Kabarnya, sekitar 90 persen lisensi dari pemasok telah dijual ke SMIC.

Secara teori, SMIC memang tak lagi mendapat akses langsung ke aneka teknologi AS untuk memproduksi chip dengan arsitektur 10 nm atau yang lebih canggih lagi, sejak masuk daftar hitam. Sebagai informasi, semakin rendah ukuran asitektur sebuah chip maka semakin canggih.

Aturan itu juga membuat SMIC dilarang memakai mesin extreme ultraviolet lithography (EUV), bikinan perusahaan Belanda, ASML. Mesin ini pula yang sedianya dipakai untuk memproduksi chip 7 nm atau lebih canggih.

Sebelum masuk daftar hitam AS, chip terakhir yang dibikin SMIC adalah chip 14 nm. Oleh karena itu, munculnya chip Kirin 9000s di Huawei Mate 60 Pro dengan arsitektur 7 nm membuat AS bertanya-tanya, bagaimana SMIC bisa membuat chip tersebut meski sudah ada aturan pemblokiran?

Baca juga: Mengintip Performa Kirin 9000S, Chipset di Huawei Mate 60 yang Bikin AS Ketar-ketir

Modifikasi mesin Deep Ultraviolet

Ilustrasi chip Huawei Kirin 9000Huawei Ilustrasi chip Huawei Kirin 9000

Chip dengan desain arsitektur 7 nm sebenarnya bukan yang tercanggih saat ini. Bahkan chip 7 nm bisa dibilang ketinggalan karena Apple dan Samsung sudah memakainya sejak tahun 2018.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com