Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nvidia dan AMD Juga Bikin Chip ARM untuk Windows, Intel Terancam

Kompas.com - 26/10/2023, 16:01 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Industri prosesor untuk PC desktop dan laptop Windows selama ini didominasi oleh Intel dengan produk-produk berbasis arsitektur x86. Namun, keadaan tersebut boleh jadi akan berubah di masa mendatang.

Sebabnya, dua pemain besar lain, yakni Nvidia dan AMD, dikabarkan bakal membuat chip baru untuk komputer Windows dengan basis arsitektur ARM.

Dua pabrikan itu pun akan menyusul Qualcomm yang sudah lebih dulu merilis chip Snapdragon untuk laptop Windows sejak 2016 lewat perjanjian eksklusif dengan Microsoft selaku pemilik sistem operasi tersebut.

Baca juga: Nvidia Pernah Nyaris Bangkrut, Diselamatkan oleh GPU Ini

Nah, perjanjian Microsoft dan Qualcomm akan berakhir pada 2026. Setelahnya, vendor lain seperti Nvidia dan AMD bisa ikut membuat chip ARM untuk komputer Windows. Dominasi Intel dan arsitektur x86 di ranah Windows bisa terancam.

Chief Executive firma konsultasi keuangan dan strategi D2D Advisory, Jay Goldberg, mengatakan bahwa Microsoft tak mau lagi bergantung pada satu vendor chip untuk mendongkrak platform Windows.

"Kalau ARM benar-benar melesat di (industri chip) PC, mereka (Microsoft) tak akan membiarkan Qualcomm jadi pemasok produk satu-satunya," ujar Goldberg.

Perang ARM versus x86

Arsitektur ARM yang rancangan dan lisensinya diberikan oleh perusahan Arm Holdings asal Inggris biasanya dipakai di chip untuk gadget mobile, seperti Qualcomm Snapdragon atau MediaTek Dimensity.

Konsumsi daya chip ARM lebih lebih irit, tapi kinerjanya juga cendrung lebih rendah dibanding chip dengan arsitektur x86 yang umum dipakai di PC desktop dan laptop.

Namun, anggapan itu dipatahkan oleh Apple yang beralih menggunakan prosesor ARM bikinan sendiri untuk produk-produk komputer Mac sejak beberapa tahun lalu, setelah sebelumnya memakai prosesor x86 bikinan Intel.

Baca juga: Perseteruan dengan ARM di Balik Chip Snapdragon Wear RISC-V dari Qualcomm

Chip Apple M yang berbasis ARM memiliki kinerja sangat tinggi, bahkan lebih kencang dari prosesor x86 Intel. Pangsa pasar Apple Mac naik hampir dua kali lipat semenjak pertama kali memakai chip ARM buatannya sendiri tiga tahun lalu.

Microsoft agaknya melihat kesuksesan Apple ini dan hendak menirunya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Kamis (26/10/2023).

Tantangan besar untuk transisi

Nvidia dan AMD bukan pemain baru di ranah prosesor ARM. Nvidia pernah membuat chip ARM bernama Tegra untuk gadget dan hingga kini masih menggunakan ARM di lini produk enterprise.

Demikian pula AMD yang membuat prosesor server berbasis ARM, selain prosesor x86 untuk PC desktop dan laptop yang menjadi rival berat Intel.

Software ARM dan x86 tidak saling kompatibel. Windows yang bisa dijalankan oleh chip ARM pun merupakan versi khusus yang sengaja dibuat untuk hardware tersebut, berbeda dari Windows reguler versi PC yang ditujukan bagi prosesor x86.

Baca juga: Intel dan Arm Kerja Sama Bikin Chip HP Baru

Masalah kompatibilitas tersebut kemungkinan bisa menghadirkan tantangan besar untuk kiprah prosesor ARM di Windows. Sebab, software Windows yang berjumlah sangat banyak selama ini ditulis untuk arsitektur x86 dan mesti dikonversi ke ARM.

Apple melakukan proses transisi dari prosesor Intel ke chip seri M dengan menggunakan emulator bernama Rosetta 2, sehingga software x86 bisa berjalan di Mac dengan prosesor ARM.

Karena kabar ini masih berupa rumor, belum jelas apakah Nvidia, AMD, dan Microsoft bakal benar-benar berkolaborasi untuk mendorong prosesor ARM di Windows.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com