Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akamai Tawarkan Gecko, Solusi Teknologi Cloud yang Lebih Dekat dengan Jaringan Edge

Kompas.com - 11/05/2024, 10:00 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Akamai Technologies, perusahaan cloud (komputasi awan) yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat (AS) menawarkan sebuah platform untuk mendekatkan teknologi cloud ke dalam jaringan edge yang masif.

Platform tersebut adalah Generalized Edge Compute (Gecko) yang diumumkan bulan Februari lalu.

Akamai mengeklaim Gecko akan memberikan pengalaman lebih baik, karena akan mendekatkan beban kerja (workload) ke pengguna, perangkat, dan sumber data.

“Gecko adalah inovasi yang paling menarik yang pernah terjadi dalam teknologi cloud sejak satu dekade terakhir," kata Dr. Tom Leighton, Co-Founder dan CEO Akamai, dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno.

Baca juga: Akamai Umumkan Tujuh Core Compute Region Baru, Termasuk di Indonesia

Gecko sendiri merupakan strategi multi-layer terbaru dari Akamai, sekaligus menjadi langkah lanjutan dalam visi perusahaan untuk mewujudkan desain cloud yang baru, untuk memenuhi beragam kebutuuhan aplikasi modern, seperti performa yang mumpuni, latensi lebih rendah, dan skalabilitas global yang nyata.

Hal-hal itu disebut kurang bisa dipenuhi oleh arsitektur cloud yang ada saat ini.

Gecko juga menjadi siasat Akamai untuk mengantisipasi para pelanggan di bidang AI referencing, multi-player gaming, serta pengguna media sosial dan streaming. Ke depannya, Akamai memprediksi bahwa Gecko bisa diaplikasikan ke pengalaman belanja imersif, komputasi spasial, analisis data, serta Internet of Things (IoT) untuk konsumen dan industri.

Mengakomodir jarak antara cloud dan edge

Arsitektur industri saat ini umumnya membedakan antara jaringan cloud dan edge. Nah, Gecko dirancang agar generalized compute (komputasi umum) bisa diterapkan di jaringan edge milik Akamai yang sudah tersebar di seluruh dunia.

Hal tersebut akan memanfaatkan tools, proses, dan kemampuan observasi yang sudah ada, untuk memberikan pengalaman yang konsisten, mulai dari cloud sampai ke edge.

Gecko akan memindahkan komputasi tradisional yang lebih berat, yang biasanya tersentralisasi di pusat data, ke jaringan edge Akamai. Hal ini akan memberikan kemampuan komputasi full stack ke ratusan lokasi yang sebelumnya sulit dijangkau.

Dengan kata lain, pelanggan enterprise Akamai, bisa lebih mendekatkan workload ke pengguna mereka.

Dengan hadirnya komputasi cloud di tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh penyedia cloud konvensional, para developer tidak perlu lagi memikirkan mana yang perlu dibangun terlebih dahulu antara cloud atau edge.

“Inilah fase roadmap berikutnya menuju teknologi cloud yang lebih terhubung, yang kami mulai saat mengakuisisi Linode untuk menambahkan kemampuan komputasi cloud-native yang hemat biaya ke dalam portofolio kami," kata Leighton.

Linode adalah perusahaan penyedia layanan cloud hosting asal AS yang fokus menyediakan mesin virtual berbasis Linux dan infrastruktur cloud. Akamai mengakuisisi Linode tahun 2022 lalu.

Leighton mengatakan, roadmap ini diawali dengan meluncurkan Akamai Connected Cloud dan menggencarkan peluncuran sejumlah core compute (pusat komputasi) wilayah baru di seluruh dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com