Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pelajar di Inggris Kesulitan Baca Jam Analog

Para pelajar mengaku lebih mudah membaca jam digital dibanding jam analog, yang kadang membuat mereka tambah frustasi saat ujian. Tak mau anak didiknya semakin tertekan karena hal kurang penting, maka pihak sekolah memutuskan untuk memasang jam digital di semua ruang ujian.

Wakil Sekjen Association of School and College Leaders (ASCL), Malcolm Trobe mengatakan bahwa anak muda saat ini lebih terlatih untuk membaca perangkat digital.

"Generasi saat ini tidak begitu baik untuk membaca jam tradisional seperti generasi tua", jelas Trobe.

Menurut Trobe, hal itu dikarenakan mereka lebih sering melihat waktu di ponsel atau komputer, yang kebanyakan ter-instal secara digital. Trobe yang juga pernah menjabat sebagai kepala sekolah berpendapat bahwa para guru ingin murid mereka lebih tenang menghadapi ujian.

Dengan adanya jam analog di ruang ujian, hanya akan menambah murid tertekan karena kesulitan memprediksi waktu untuk menyelesaikan semua soal.

"Anda tidak akan mau melihat mereka megangkat tangan hanya untuk menanyakan berapa jam lagi waktu tersisa?", tambah Trobe, seperti dirangkum KompasTekno dari Telegraph, Jumat (27/2/2018).

Menggunakan jam digital sejatinya cukup menguntungkan, karena akan meminimalisir kesalahan perkiraan waktu. Dalam salah satu konferensi di London yang dihadiri para pengajar, tak sedikit guru yang membagi pengalamannya soal pemasangan jam digital di ruang ujian.

Stephanie Keenan, kepala sekolah English at Ruislip High School misalnya, mengisahkan jika sekolahnya sepakat untuk memasang jam digital di ruang ujian karena murid tingkat 9, 10, dan 11 tak bisa membaca jam analog.

Trobe pun mengaku prihatin mendapati murid kelas menengah saat ini yang diasumsikan bisa membaca jam analog, nyatanya masih kesulitan.

"Satu-satunya harapan, kami akan mengajari anak muda membaca jam analog, walaupun ada manfaatnya juga memasang jam digital di ruang kelas", ujar Trobe.

Salah satu senior doktor pediatrik justru mewanti-wanti banyaknya anak-anak saat ini yang kagok memegang pensil atau bolpoin, akibat lebih seringnya berinteraksi dengan teknologi.

Kepala pediatrik di Heart of England foundation NHS Trust, Sally Payne mengatakan, ketika anak-anak disodori pensil di sekolah, mereka kesulitan bahkan untuk sekadar menggenggamnya.

"Untuk menggenggam dan menggerakannya (pensil), Anda butuh kontrol yang kuat terhadap otot-otot halus di jari-jari Anda, anak-anak butuh meningkatkan kemampuan itu", ujar Payne.

Payne juga mengatakan jika anak-anak sekarang lebih mudah akrab dengan teknologi dibanding mengajak mereka mengasah gerak otot.

"Lebih mudah memberikan anak sebuah iPad (untuk bermain), ketimbang mengajak mereka mengasah otot dengan bermain menyusun blok, menggunting dan menempel, atau menarik mainan dengan tali", jelasnya.

https://tekno.kompas.com/read/2018/04/27/19370097/pelajar-di-inggris-kesulitan-baca-jam-analog

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke