Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sikap Pengguna WhatsApp di Indonesia, Bertahan demi Stiker hingga Pindah Aplikasi

Ada tiga poin pembaruan yang dibawa WhatsApp kali ini, yaitu soal pemrosesan data pengguna, akun bisnis yang bisa menggunakan hosting Facebook untuk mengelola chat mereka. Lalu terakhir soal bagaimana WhatsApp dan Facebook berbagi data pengguna.

Di laman FAQ perusahaan, WhatsApp menyebutkan pihaknya membagikan sejumlah data pegguna seperti nomor telepon, alamat IP, informasi perangkat, hingga data transaksi kepada induknya, Facebook.

Belakangan, WhatsApp menegaskan bahwa isi pesan maupun percakapan telepon pribadi maupun grup tetap dilengkapi enkripsi end-to-end sehingga tidak bisa diintip oleh WhatsApp maupun Facebook.

Walaupun klarifikasi sudah diterbitkan, kebijakan baru ini tetap saja menuai beragam respons dari pengguna WhatsApp, termasuk di Indonesia.

Dari pantauan KompasTekno, tak sedikit pengguna yang menyuarakan keinginannya untuk hengkang dari WhatsApp lantaran khawatir soal keamanan data miliknya.

Misalnya seperti kicauan dari akun dengan handle @m_mulyadi1453. "Dulu sering banget bikin story di #WhatsApp, sekarang lagi ogah banget. Mau pindah telegram aja kayanya nih kalau jadi dimintain data pribadi," twitnya.

KompasTekno kemudian membuat survei kecil-kecilan melalui jejaring Instagram. Isinya menanyakan sikap pengguna WhatsApp terkait kebijakan baru tersebut melalui fitur jajak pendapat.

Kompas Tekno memberikan empat opsi sikap, yakni:

Setuju karena butuh

Dari hasil survei didapat respons yang beragam. Sejumlah warganet menjawab setuju, tanpa berpikir panjang. Alasannya sederhana, karena tetap ingin menggunakan WhatsApp.

Ada pula pengguna WhatsApp yang menyetujui pembaruan kebijakan tersebut karena takut akunnya akan ditangguhkan. Misalnya seperti yang dialami Aulia Fitria (22).

Aulia mengaku langsung menyetujui kebijakan baru itu saat notifikasi muncul di ponselnya.

Bagi Aulia, lebih baik menyetujui pembaruan dari WhatsApp dari pada harus menghapus akunnya dan pindah ke aplikasi perpesanan lain, seperti Telegram atau Signal.

"Soalnya teman-teman sama keluargaku rata-rata pake WhatsApp. Jadi nggak bisa nggak setuju," kata Aulia kepada KompasTekno melalui direct message Instagram.

Aulia mengaku enggan pindah ke aplikasi lain karena sesederhana tidak familiar dengan fitur-fitur pada aplikasi perpesanan di luar WhatsApp. "Apalagi Signal, saya baru denger banget belakangan ini," lanjutnya.

Menurut Aulia, pindah ke aplikasi perpesanan lain juga merepotkan, apalagi bila harus mengajari orangtua-nya yang notabene tidak begitu tech savvy seperti anak muda kebanyakan.

Pengguna lain yang meminta identitasnya disamarkan menyebut alasan yang cukup jenaka. "Gue tetep pilih pake WA, cuma karena koleksi stiker gue udah banyak, apalagi yang jorok-jorok lol," tulis pengguna tersebut di Instagram.

Alasan serupa dilontarkan seorang pengguna di Jakarta. Ia menyebut alasan tidak beralih dari WhatsApp hanya karena kumpulan stiker yang sudah dikumpulkan sejak lama.

"Pilih WhatsApp lah, stiker muke-muke (wajah) absurd temen gw yang memeable ada semua di WA wkwkwkw," ujar pengguna tersebut.

Terpaksa setuju

Berbeda dengan Aulia, Felix mengaku belum memberikan keputusan apapun terhadap kebijakan baru WhatsApp tersebut.

Namun Felix mengakui WhatsApp sudah terlanjur menjadi aplikasi yang memiliki peran penting dalam kehidupannya. "Setiap dari kita pasti pake WhatsApp, baik untuk urusan profesional atau komunikasi sama teman, keluarga, dan pacar," lanjutnya.

Di sisi lain, Felix sebenarnya juga khawatir soal bagaimana data pribadinya diproses dan dibagikan.

"Tapi ya kita nggak hidup di dunia yang ideal. Teknologi itu memang dibuat untuk keuntungan atau profit bagi beberapa pihak, misalnya pengiklan," kata Felix.

Pada akhirnya, Felix mengakui tak punya pilihan lain selain setuju dengan kebijakan baru WhatsApp dan mengorbankan beberapa informasi dirinya digunakan untuk keperluan promosi atau iklan.

Senada dengan Felix, akun Twitter dengan handle @NouvalHS juga mengatakan ia terpaksa akan menyetujui pembaruan itu.

Soal berbagi data antara WhatsApp dan Facebook, Nouval mengaku tidak kaget lagi. Ia mengatakan, sudah menjadi rahasia umum bila perusahaan teknologi menggunakan data penggunanya untuk alasan meningkatkan layanan dan kepuasan pengguna.

"Inget kalau produknya gratis, maka kita lah produknya," tuit @NouvalHS.

Menurut Nouval, sejauh data pengguna digunakan sebatas untuk analisis pasar seperti memberikan rekomendasi layanan, itu bukan masalah besar.

"Dari dulu kan tiap kita ngomong sesuatu di WA, di Instagram suka muncul apa yang barusan kita omongin," kata Nouval kepada KompasTekno melalui direct message Twitter.

Pindah dari WhatsApp

Di saat sejumlah pengguna memilih menyetujui- atau terpaksa menyetujui- pembaruan WhatsApp, ada sejumlah pengguna yang benar-benar sudah membulatkan tekadnya untuk berhenti menggunakan WhatsApp.

Misalnya seperti akun Twitter dengan handle @wagenugelo. "Dimantapkan pindah ke #Telegram. Bye #Whatsapp," kicaunya.

Dalam twit yang diunggahnya pada 12 Januari 2021, ia turut menautkan tangkap layar berupa informasi penggunaan data pada aplikasi WhatsApp.

Dari foto tersebut terlihat bahwa @wagenugelo, pada hari itu sama sekali tidak menggunakan WhatsApp.

Beda cerita dengan akun Instagram @helmi_rambey. Alih-alih menghapus, ia berniat untuk mengurangi intensitas penggunaan WhatsApp untuk berbagi data yang sensitif.

"Niatnya paling ngurangin intensitas kirim data sensitif. Karena kerjaan saya kadang kan mengharuskan berbagai token atau kata sandi," lanjutnya.

Helmi tak memungkiri ia juga sudah melirik aplikasi Telegram. "Pelan-pelan pindah. Sebagian kerjaan udah dipindahin ke Telegram juga," kata Helmi.

Itulah beberapa sikap pengguna WhatsApp di Indonesia yang berhasil dihimpun oleh KompasTekno. Nah kalau kalian sendiri, keputusan apa yang kalian ambil?

Sedianya kebijakan baru WhatsApp ini akan mulai efektif per 8 Februari 2020. Masih ada waktu kurang lebih tiga minggu untuk "memikirkan" nasib akun WhatsApp kalian ke depannya.

https://tekno.kompas.com/read/2021/01/16/10110097/sikap-pengguna-whatsapp-di-indonesia-bertahan-demi-stiker-hingga-pindah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke