Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Review Game "Counter-Strike 2" Setelah Main 50 Jam, Visual Ciamik dan Adiktif

Counter-Strike 2 diposisikan sebagai penerus dan pengganti dari Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO). CS2 dirilis sebagai pembaruan (update) CS:GO sehingga versi lawas tidak bisa dimainkan lagi.

Sebagai penerus, Counter-Strike 2 hadir dengan kualitas visual yang lebih tinggi, dengan pencahayaan dan detail objek yang lebih ciamik. Hal ini dikarenakan penggunaan game engine Source 2 yang dimanfaatkan pula oleh Valve untuk menggarap game Half-Life: Alyx.

Selain visual, Valve turut menghadirkan fitur dan mekanisme yang membuat CS2 terasa segar, seperti granat asap yang lebih realistis, sistem pembelian senjata yang diperbarui, dan lain sebagainya.

KompasTekno sudah memainkan Counter-Strike 2 selama kurang lebih 50 jam. Sebelum diperbarui menjadi CS2, kami sudah memainkan CS:GO selama 2.000 jam. Dalam puluhan jam ini, kami menemukan sejumlah kelebihan dan kekurangan yang dimiliki CS2.

Apa saja kelebihan dan kekurangan tersebut? Simak ulasan KompasTekno di bawah ini.

Selain pencahayaan dan detail objek yang lebih memanjakan mata, efek visual lainnya seperti percikan darah, efek bergerak dalam air atau menembak air, ledakan granat, dan api dari bom molotov menjadi lebih realistis.

Tampilan antarmuka (UI) CS2 juga dikemas dengan visual yang lebih modern dan minimalis.

Artinya pengguna bisa lebih mudah menemukan menu yang ingin diakses, misalnya menu "Play" untuk bermain, "News" untuk membaca berita CS2, dan "Inventory" untuk melihat koleksi item.

Peningkatan visual berdampak pula pada peta (map) di CS2, yang dibagi menjadi "Touchstone Maps", "Upgrade Maps", dan "Overhaul Maps".

Touchstone Maps merupakan peta yang tidak mendapatkan banyak perubahan kecuali peningkatan pencahayaan, seperti peta Dust 2. Sementara itu, Upgrade Maps menghadirkan objek, pencahayaan, dan refleksi cahaya yang lebih realistis, seperti peta Nuke.

Terakhir, ada Overhaul Maps. Peta ini dibuat ulang (remake) dengan menggunakan Source 2, seperti peta Overpass dan Inferno. Peta ini memiliki perubahan desain lingkungan yang signifikan, tetapi dengan mempertahankan tata letak (layout) map tersebut.

Karena sudah bermain CS:GO selama ribuan jam, tentu kami lebih tertarik dengan peta dengan perubahan yang signifikan.

Namun, yang menjadi catatan, perubahan desain ini terkadang membuat kami kesulitan ketika ingin melempar granat asap (Smoke Grenades), yang bertujuan untuk memblokir penglihatan musuh.

Sebab, biasanya granat asap ini akan dilemparkan ke langit dan akan jatuh di area penting dalam peta. Nah untuk melemparkan granat, kami mengandalkan objek dalam peta sebagai patokan melempar granat, misalnya tiang lampu, papan nama, dan seterusnya.

Di CS2, sejumlah objek penting itu dihilangkan. Atau bahkan, kini ada objek tambahan yang menghalangi sehingga kami harus mencari cara lain untuk melemparkan granat asap.

Performa spek minimum sama

Saat CS2 pertama kali diumumkan, kami cukup khawatir tidak bisa memainkan game shooter tersebut dengan performa "lancar jaya". Namun ternyata, performa yang kami peroleh di CS2 tidak jauh berbeda dengan CS:GO.

Adapun kami menggunakan laptop HP Omen 15 dengan CPU Intel Core i7-9750H, GPU Nvidia RTX 2060, dan RAM 16 GB.

Contoh hasil yang kami peroleh di peta Inferno untuk CS:GO, kami mendapatkan jumlah frame rate sekitar 120 hingga 160 FPS.

Sementara itu, kami mendapatkan 140 FPS di peta yang sama dalam CS2. Tentu jumlah FPS ini menarik, mengingat CS2 mengalami peningkatan visual yang signifikan.

Pengamatan kami, banyak pengguna yang melaporkan bahwa Counter-Strike 2 terasa "patah-patah" dibandingkan CS:GO. Tak sedikit juga gamer yang memutuskan untuk pensiunkarena perangkatnya kurang mumpuni untuk menjalani CS2.

Gameplay yang adiktif

Salah satu alasan mengapa Counter-Strike tetap populer sampai saat ini boleh jadi karena mekanisme gameplay yang simpel nan adiktif.

Di mode utama CS2, yakni mode "Premier" dan "Competitive", sebanyak sepuluh pemain dibagi ke dalam tim "Terrorists" (T) dan "Counter-Terrorists" (CT).

Tim T memiliki kewajiban untuk memasang bom di dua situs bom (A dan B) dalam peta yang dimainkan. Mereka akan menang jika berhasil meledakkan bom atau menumpas kelima pemain CT.

Sementara itu, tim CT bertugas untuk mengalahkan semua anggota tim T. Apabila bom sudah dipasang, mereka mesti menjinakkan bom tersebut untuk meraih kemenangan.

Ronde pertama dimulai dengan "Pistol Round", yang mana pemain hanya memiliki sedikit uang untuk membeli pistol, granat, atau armor (berguna untuk memperkuat pertahanan diri).

Setiap eliminasi dan kemenangan ronde akan dikonversi menjadi uang. Jika kalah, uang yang diperoleh sedikit sehingga pemain harus menabung.

Uang pun digunakan untuk membeli senjata yang lebih baik, seperti AK-47, AWP, M4A4, dan lain seterusnya. Senjata dipakai dalam ronde berikutnya yang dinamai "Gun Round".

Dalam ronde ini, pemain membeli senjata untuk menumpaskan tim musuh. Nantinya, tim yang memenangkan ronde berhak mendapatkan satu poin. Siklus game akan diulang hingga salah satu tim meraih 13 poin.

Nah, mekanisme permainan ini bisa dikatakan adiktif. Mengingat game ini cukup mudah untuk dipelajari karena minimnya kemampuan (skill) spesial seperti yang dimiliki Valorant, Overwatch, dan Apex Legends.

Kendati begitu, CS2 sangat sulit untuk dikuasai. Pemain mesti mempelajari cara penggunaan setiap senjata, peta, dan arah lemparan granat yang akurat. Aspek inilah yang membuat kami terus bermain Counter-Strike.

Ditambah lagi, pengalaman mendapatkan kill terasa begitu memuaskan, misalnya ketika mendapatkan headshot atau tembakan dengan gerakan mouse yang cepat (flick). Karena jumlah pemain sedikit dalam setiap match, tentu setiap kill memiliki pengaruh yang besar.

Dalam akhir setiap match di Premier Mode, pemain akan mendapatkan peringkat (rank) berupa "CS Rating" berdasarkan performa mereka dalam match itu.

Rank ini nantinya muncul dalam papan peringkat musiman (seasonal leaderboard), sehingga pemain bisa membandingkan rank yang dimiliki dengan rank teman, rank di wilayah tertentu, dan juga di dunia.

Kami menyukai mode ini karena terasa jauh lebih kompetitif dari mode lainnya di CS2. Baik tim sendiri maupun tim musuh akan memilih peta yang ingin dimainkan dan yang tidak ingin dimainkan.

Pertimbangan ini bisa dibuat berdasarkan grafis dalam game, yang menunjukkan tingkat kemenangan (winrate) setiap anggota tim dalam map yang bersangkutan. Nantinya, hanya ada satu map yang tersisa dan akan dimainkan.

Selain itu, kami merasa bahwa peringkat CS Rating di CS2 lebih jelas ketimbang CS:GO.

Di CS2 rank pengguna ditampilkan dengan angka misalnya 5.000, 5.300, 6.000, dan seterusnya. Hal ini tentu lebih mendetail ketimbang CS:GO dengan sistem rank yang relatif kaku mulai dari "Silver", "Gold Nova", hingga "Global Elite".

Peningkatan mode latihan

Seperti CS:GO, CS2 juga dibekali mode latihan "Practice Mode" yang kini ditingkatkan. Adapun mode latihan ini biasanya digunakan untuk berlatih cara melempar granat asap, granat molotov, atau mempelajari tata letak peta.

Di CS2, kini pengguna tidak perlu melakukan pengaturan manual untuk mendapatkan jumlah granat yang tak terbatas, membuat timer pertandingan berjalan terus, dan lain-lain. Pemain tinggal mengaktifkan opsi "Infinite Warmup" dan "Infinite Ammo".

Pemain dapat pula mengaktifkan opsi baru "Grenade Camera". Dengan opsi ini, pengguna dapat melihat lokasi granat yang sudah dilemparkan pemain, sehingga mereka tak usah lagi berjalan secara manual untuk melihat posisi granat yang dilempar.

Kami pikir fitur ini memang sangat membantu jika pengguna ingin melakukan pemanasan agar granat yang dilempar selalu tepat sasaran.

Kekurangannya hanya satu, yakni kamera granat yang menghilang secara otomatis ketika granat sudah dilemparkan, sehingga terkadang kami harus berjalan untuk melihat posisi granat tersebut.

Asap dari granat bisa merembes keluar dari pintu atau jendela yang terbuka secara natural, berbeda dengan CS:GO yang relatif kaku.

Ketika pengguna melemparkan granat peledak (High Explosive Grenade) ke arah asap, asap itu akan hilang sementara selama beberapa detik.

Fitur ini benar-benar mengubah CS2. Contohnya, ketika musuh di tim Terrorists ingin masuk ke situs bom, mereka biasanya akan melempar granat asap untuk memblokir penglihatan pemain sebelum memasang bom.

Nah, pemain yang bermain sebagai Counter-Terrorists pun bisa mengakali asap tersebut dengan melempar granat peledak. Musuh yang lengah bakal ditumpaskan begitu saja. Permainan menjadi makin taktis dan seru.

Berbeda dengan CS:GO yang memungkinkan pengguna untuk membeli semua senjata tanpa terkecuali, CS2 mengharuskan pemain memilih maksimum lima senjata per kategori untuk dibawa ke dalam pertandingan.

Kategori tersebut dibagi menjadi "Pistols", "Mid-Tier", dan "Rifles". Mengambil contoh Rifles, jika pengguna sudah membawa senjata M4A4, M4A1-S, SSG 08, FAMAS, dan AWP, mereka tidak bisa membawa AUG.

Menariknya, senjata yang sudah bisa dibeli dapat dikembalikan (refund). Pengguna akan mendapatkan ganti rugi berupa uang yang bisa dimanfaatkan untuk membeli senjata baru.

Seperti fitur ledakan asap yang baru, fitur pembelian senjata juga sangat mengubah CS2. Sebab, kami sendiri sering salah membeli senjata di momen yang krusial. Tanpa adanya sistem refund, kami terpaksa harus memenangkan ronde dengan senjata tersebut.

Sistem refund juga menarik karena membuat tim harus berpikir dua kali. Misalnya dalam kondisi minim uang, pemain yang telanjur membeli senjata mahal bisa melakukan refund, dan membeli senjata yang lebih murah untuk dibagikan ke rekan timnya.

Match lebih pendek

Sistem ronde di CS2 kini menjadi lebih pendek dibanding CS:GO. Jumlah ronde per match di CS2 dipersingkat dari 30 ronde menjadi 24 ronde. Setiap paruh permainan (half) hanya mencakup 12 ronde saja.

Apabila kedua tim yang bersaing mendapatkan skor seri (12-12), permainan diperpanjang (overtime) hingga enam ronde. Permainan berakhir apabila salah satu tim meraih skor 16 poin, atau kedua tim mendapatkan poin seri 15-15.

Pengalaman kami, mode kompetitif di CS:GO menghabiskan waktu sekitar 40 menit apabila pertandingan berlangsung dengan sengit. Sementara itu, satu pertandingan di CS2 menghabiskan kurang lebih 30 menit.

Namun, kami merasa ronde yang diperpendek ini masih cukup lama apalagi jika dibandingkan mode kompetitif pendek CS:GO bertajuk "Short Match". Dalam mode Short Match, pemain hanya perlu bermain 16 ronde saja dalam kurun waktu sekitar 15 hingga 20 menit.

Saat ini, Valve belum mengimplementasi fitur Short Match. Dengan begitu, kehadiran mode kompetitif yang lebih pendek ini menjadi jalan tengah yang bisa kami terima.

Sistem hadiah baru

Pemain dipastikan mendapatkan "Weapon Case" (boks berisi skin yang bisa dijual untuk mendapatkan uang/Steam Wallet) setiap minggunya, tetapi hadiah lainnya diberikan secara acak.

Jadi, ada kemungkinan pekan ini pemain mendapat skin senjata, sedangkan pekan berikut mendapat grafiti.

Berbeda dengan CS2 yang memberikan pemain pilihan. Setelah naik level, pemain diberikan paket hadiah "Weekly Care Package" yang mencakup empat item yang sudah disinggung. Pemain diperbolehkan memilih dua hadiah dari keempat opsi itu.

Sistem hadiah ini tentu lebih baik dibandingkan sebelumnya, karena pengguna sudah mengetahui apa saja item yang kemungkinan didapatkannya. Sistem ini tidak lagi bersifat ambigu.

Kekurangannya, fitur ini hanya tersedia secara eksklusif untuk pemain yang sudah membeli konten tambahan CS2 "Prime Status Upgrade" seharga Rp 229.999. Selain akses hadiah mingguan, pemain diberikan "Prime Status".

Pengguna dengan Prime Status akan dipertandingkan dengan pengguna lainnya dengan status yang sama di CS2. Hal ini diklaim mengurangi jumlah cheater, mengingat cheater cenderung tidak ingin menghabiskan banyak uang untuk melakukan aksinya.

Peningkatan lainnya

CS2 juga membawa sejumlah peningkatan tambahan seperti perombakan audio yang lebih baik, dan sistem penutupan game apabila server mendeteksi kehadiran cheater.

Lalu, terdapat peningkatan bot yang makin pintar, indikator dalam radar minimap yang menandakan kebisingan langkah kaki pemain, skin yang dibawa dari CS:GO ke CS2, dan mekanisme game yang tidak pay-to-win (harus bayar jika ingin menang).

Dari berbagai fitur ini, pendeteksi cheater menjadi favorit kami. Sebab, kami tidak usah menghadapi cheater dalam pertandingan yang panjang. Match akan berakhir sendirinya bahkan sebelum dimulai.

Kami pun sebenarnya belum pernah bertemu dengan cheater di CS2. Oleh sebab itu, pendeteksi cheater menjadi salah satu fitur yang belum pernah kami coba.

Walaupun memiliki sejumlah kelebihan, CS2 tentunya tidak luput dari kekurangan. Berikut ini kekurangan Counter-Strike 2:

Kekurangan

Jumlah mode "disunat" habis

Untuk game baru, jumlah mode ini mungkin sudah lebih dari cukup. Namun, CS2 merupakan penerus dan pengganti dari CS:GO.

Oleh karena itu, selain lima mode di atas seharusnya CS2 juga menghadirkan mode lainnya yang tersedia di CS:GO, yakni "Arms Race", "Flying Scoutsman", "Demolition", dan mode battle royale "Danger Zone".

Akan tetapi, kelima mode tersebut tidak dapat dimainkan di CS2, termasuk mode Arms Race yang menjadi favorit KompasTekno.

Adapun hal ini bisa jadi karena Valve memang belum siap untuk menggelontorkan mode itu. Sebab, laman game CS2 di Steam menunjukkan peta eksklusif Arms Race, yang mengindikasikan mode tersebut bakal dirilis di CS2 dalam beberapa waktu mendatang.

Terlepas dari itu, keberadaan mode yang lebih bervariasi di CS2 tentu membuat pemain tidak akan bosan. Terlebih lagi bagi pemain yang mendapatkan akses beta CS2, dan sudah bermain bahkan sebelum game tersebut diluncurkan secara resmi.

Tidak ada konten baru

Tak dapat dimungkiri bahwa CS2 dibekali oleh sejumlah peningkatan yang signifikan dan mekanisme gameplay yang tak kalah menarik. Sayangnya, game ini tidak mendapatkan konten baru seperti peta, mode, senjata, skin, battle pass, dan lain sebagainya.

Hal ini cukup mengecewakan, karena sebelum CS2 diluncurkan sudah beredar rumor bahwa game ini bakal kedapatan battle pass alias operation terbaru.

Adapun battle pass merupakan konten tambahan berbayar yang berisi deretan misi. Misi ini dapat dikerjakan untuk mendapatkan berbagai hadiah menarik, misalnya Weapon Case, skin senjata, dan skin karakter.

Sistem monetisasi seperti ini sebenarnya cukup kontroversial di komunitas gaming. Namun demikian, absennya operation terbaru tetap membuat para pemain CS2 kecewa, karena peluncuran CS2 menjadi lebih hampa dan kurang meriah.

Sebagaimana dikutip KompasTekno dari PC Gamer, Selasa (14/11/2023), Valve sendiri menjanjikan akan memperkenalkan konten baru berupa senjata di CS2. Meski begitu, implementasi senjata baru saat ini bukan menjadi prioritas mereka.

Match demo dinonaktifkan dalam waktu yang lama

CS2 memiliki sistem match demo alias rekaman permainan yang bisa disimpan dan ditonton.

Rekaman ini digunakan untuk banyak hal, misalnya melihat kembali momen keren yang dilakukan pemain, atau mungkin mempelajari kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan pemain.

Valve pun menonaktifkan fitur ini secara sementara pada akhir September 2023 kemarin. Demo ini dimatikan untuk memperluas kapasitas server, sehingga lebih banyak pemain bisa masuk dan bermain Counter-Strike 2.

Fitur tersebut baru diaktifkan kembali pada Kamis (9/11/2023). Dalam periode lima minggu itu, kami harus memanfaatkan aplikasi pihak ketiga seperti Nvidia Shadowplay untuk merekam jalan pertandingan di CS2.

Kehilangan fitur ini awalnya memang agak membawa perasaan campur aduk, karena Valve memangkas banyak fitur-fitur yang sebenarnya sudah ada di CS:GO. Namun, hal itu berakhir dengan baik karena fitur tersebut sudah diperkenalkan kembali.

Tak hanya itu, sistem rank Competitive masih sama seperti di CS:GO, mulai dari Silver hingga Global Elite. Bedanya, pemain bakal memiliki rank yang berbeda untuk setiap map. Jadi, pemain bisa saja meraih rank tinggi di peta Inferno dan rank rendah di peta Nuke.

Mode ini cukup membosankan karena pemain didorong untuk menang sepuluh game untuk mendapatkan rank di peta yang bersangkutan. Padahal, belum tentu setiap game akan dimenangkan oleh pengguna, sehingga proses mendapatkan rank akan berlangsung lama.

Pengalaman kami, mode ini juga lebih sepi daripada Premier. Kami biasanya menemukan musuh dengan rank yang jauh lebih rendah dari kami, atau yang jauh lebih tinggi dari kami. Permainan jadi tidak seimbang dan tidak sengit.

Sepinya mode Competitive menjadi topik yang menarik, mengingat Valve sendiri tidak mengira bahwa mode Premier bakal lebih populer dibanding semua mode di CS2, termasuk Competitive, sebagaimana dikutip KompasTekno dari PC Gamer.

Scoreboard tidak konsisten

Dalam setiap game di CS2, pemain bisa melihat papan peringkat berisi performa mereka sendiri, seperti jumlah kill, assist, dan death yang dimiliki.

Jumlah kill dan assist ini akan dikonversi menjadi poin, yang menentukan siapa yang menduduki peringkat atas dan bawah di tim.

Anehnya, peringkat tim dalam match ditentukan berdasarkan jumlah damage yang diberikan. Jadi, pemain dengan 5 kill, 10 death, dan 2.000 damage bakal memiliki skor yang lebih tinggi dibanding pemain dengan 10 kill, 5 death, dan 1.000 damage.

Sementara itu, ketika membuka menu sejarah pertandingan (match history), sistem poin tersebut diatur seperti CS:GO. Tim dengan kontribusi kill dan assist terbanyak akan duduk di peringkat pertama, terlepas dari jumlah damage yang diberikan.

Sebenarnya ini merupakan kritik yang minor. Namun, kami cukup bingung karena Valve biasanya teliti untuk urusan seperti ini. Hal ini menjadi lebih aneh apabila sistem tersebut memang disengajai oleh Valve.

Indikator FPS dan ping dihapus

Fitur CS2 lainnya yang dipangkas adalah indikator frame rate alias fps dan koneksi alias ping internet dalam game. Di CS:GO, pemain bisa melihat jumlah fps dan ping secara mudah dengan mengaktifkan perintah net_graph.

Informasi tersebut tidak ditunjukkan lagi di CS2. Pemain harus menggunakan fitur bawaan dari Steam untuk mengecek fps dan perlu memencet tombol keyboard "Tab" untuk membuka papan peringkat serta melihat ping.

Minimnya fitur tersebut cukup mengecewakan, karena pengguna tidak bisa mendapatkan semua informasi penting itu dengan melirik net_graph. Pengguna mesti melihat ke atas kiri layar untuk memantau frame rate, dan menekan tombol "Tab" untuk melihat ping.

Sama seperti scoreboard, kritik ini mungkin sifatnya minor. Akan tetapi bagi pemain yang sudah terbiasa bermain CS:GO, perubahan ini cukup aneh dan terasa kurang penting.

Kesimpulan

Kesimpulannya, Counter-Strike 2 merupakan game shooter dengan mekanisme gameplay yang adiktif dan grafik yang berkualitas.

Sejumlah peningkatan dan perubahan yang diimplementasi seperti granat asap yang lebih realistis tentu membuat CS2 terasa lebih segar dan berbeda.

Namun demikian, CS2 tidak terasa seperti game yang sudah jadi alias "matang". Game ini seolah-olah masih dalam tahap beta atau early access karena banyaknya pemangkasan fitur yang dilakukan.

Yang perlu dicatat, Valve terbilang sangat rajin untuk menggulirkan pembaruan (update) di CS2. Update match demo terbaru misalnya, baru digelontorkan tanggal 9 November kemarin. Update ini juga kerap memiliki ukuran berbeda, dari 100 MB hingga 3 GB.

Tentunya dedikasi Valve patut diacungkan jempol. Akan tetapi, update ini biasanya lebih menyangkut soal fitur-fitur kecil dan bukan konten atau mode baru. Dengan begitu, pemain yang mudah bosan tidak akan puas dengan konten yang ditawarkan CS2.

Nah jika tertarik, pengguna yang ingin bermain Counter-Strike 2 dapat mengunduhnya lewat tautan berikut ini. Spesifikasinya dapat disimak dalam artikel "Spesifikasi Minimum PC untuk Main Counter-Strike 2".

https://tekno.kompas.com/read/2023/11/14/19160027/review-game-counter-strike-2-setelah-main-50-jam-visual-ciamik-dan-adiktif

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke