Chatbot AI Q ini ditujukan untuk pengguna dari kalangan bisnis (enterprise), terutama yang menggunakan layanan Amazon Web Service (AWS). Chatbot ini juga ditujukan untuk pengembang (developer) aplikasi/situs serta pekerja TI (teknologi dan informasi).
Chabot AI Amazon Q ini hadir setahun setelah startup OpenAI yang didukung Microsoft meluncurkan chatbot ChatGPT.
Sejak dirilis tahun lalu, ChatGPT membuat popularitas kecerdasan buatan generatif semakin melejit. Sebelumnya, perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft juga merilis asisten AI "Copilot" untuk Microsoft 365. Sementara Google memiliki asisten "Duet AI" untuk Google Workspace.
Kemampuan Amazon Q
Nama Q diambil dari nama karakter yang sama (Q=Quartermaster) di film James Bond atau karakter Q di acara televisi Star Trek.
Karena dibekingi langsung oleh AWS, chatbot AI Q ini bisa membantu pengguna bisnis untuk memecahkan masalah seperti masalah konektivitas jaringan, menganalisis konfigurasi jaringan hingga memberikan langkah-langkah perbaikan.
Amazon Q juga dapat terhubung dengan CodeWhisperer, layanan Amazon yang dapat menghasilkan dan menafsirkan kode aplikasi.
Dalam IDE (lingkungan pengembangan terintegrasi) yang didukung (misalnya, CodeCatalyst Amazon), Q dapat menghasilkan pengujian untuk membuat tolok ukur perangkat lunak berdasarkan pengetahuan tentang kode pelanggan.
Q juga dapat membuat rancangan rencana dan dokumentasi untuk mengimplementasikan fitur-fitur baru dalam perangkat lunak atau mengubah kode dan meningkatkan paket kode, repositori, dan kerangka kerja — rencana yang kemudian dapat disempurnakan dan dijalankan menggunakan bahasa alami.
CEO AWS Adam Selipsky mengatakan bahwa tim kecil di Amazon menggunakan Q secara internal untuk meningkatkan sekitar 1.000 aplikasi dari Java 8 ke Java 17, kemudian menguji aplikasi tersebut diklaim hanya dalam dua hari.
Misalnya, dihubungkan ke aplikasi produktivitas Salesforce Slack, Jira, Zendesk, Gmail, dan Amazon S3. Q akan mengindeks semua data dan konten yang terhubung, kemudia memeplajari tentang bisnis, termasuk struktur organisasi, konsep inti, dan nama produk perusahaan.
Dari aplikasi web, perusahaan dapat meminta Q untuk menganalisis, misalnya, fitur produk mana yang sulit digunakan oleh pelanggannya dan kemungkinan cara untuk memperbaikinya.
Chatbot AI Q dari Amazon ini juga bisa berfungsi ala ChatGPT.
Misalnya, pengguna mengunggah file (dokumen Word, PDF, spreadsheet, dan suka) dan ajukan pertanyaan tentang file itu. Q memanfaatkan koneksi, integrasi, dan datanya, termasuk data khusus bisnis, untuk memeberikan tanggapan beserta kutipan.
Amazon Q juga bisa dimanfaatkan untuk meringkas konten seperti postingan blog, siaran pers, dan email.
Chatbot AI Amazon Q juga terhubung dengan software pusat kontak Amazon, Amazon Connect.
Dengan dukungan ini, agen layanan pelanggan bisa mendapatkan usulan tanggapan atas pertanyaan pelanggan dengan tindakan yang disarankan dan tautan ke artikel dukungan terkait. Semua dilakukan tanpa harus mengetikkan pertanyaan pelanggan tersebut di bilah teks.
Amazon Q juga menghasilkan ringkasan pasca-panggilan yang dapat digunakan supervisor untuk melacak langkah-langkah tindak lanjut.
Soal keamanan dan privasi data, Selipsky menggarisbawahi bahwa tanggapan dan akses data Q sepenuhnya dapat dikontrol dan disaring.
Amazon Q hanya akan memberikan informasi yang diizinkan untuk dibagikan oleh pengguna, dan admin dapat membatasi topik sensitif, meminta Q memfilter pertanyaan dan jawaban yang tidak pantas jika diperlukan.
Untuk mengurangi "halusinasi" (masalah umum pada sistem AI generatif), admin dapat memilih agar Q hanya mengambil "sumber informasi" dari dokumen perusahaan.
Selipsky menyebut bahwa chatbot AI Q ini dibangun dengan platform pengembang AI dari Amazon sendiri, yaitu Bedrock dan Titan. Bos Amazon itu menyebut Q tidak dilatih dengan data pelanggan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Rabu (29/11/2023).
Harga langganan chatbot AI Amazon Q
Chatbot AI Amazon Q saat ini tersedia dalam versi pratinjau. Selama periode preview, beberapa fitur Q tersedia secara gratis.
Setelah periode pratinjau berakhir, pengguna bisnis akan dikenakan biaya 20 dollar AS (sekitar Rp 307.000) per orang per bulan. Sementara Q dengan fitur tambahan untuk pengembang dan pekerja TI akan dikenakan biaya 25 dollar AS (sekitar Rp 384.000) per orang per bulan.
Sebagai perbandingan, harga berlangganan Copilot Microsoft 365 dan Duet AI Google Workspace untuk pengguna bisnis dipatok seharga 30 dollar (sekitar Rp 461.000) per orang per bulan.
https://tekno.kompas.com/read/2023/11/29/14010087/amazon-perkenalkan-q-chatbot-ai-untuk-developer-dan-pekerja-ti