Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Microsoft Minta Bayaran Selangit untuk "Update" Windows XP

Kompas.com - 15/04/2014, 13:52 WIB
Penulis Oik Yusuf
|
EditorReza Wahyudi
Ilustrasi.

KOMPAS.com - Pada 8 April lalu, Microsoft menutup keran dukungan teknis untuk Windows XP yang telah berumur 13 tahun. Riwayat sistem operasi lawas ini secara resmi sudah "tamat".

Walaupun demikian, Windows XP ternyata masih memberi pemasukan untuk Microsoft, bahkan jumlahnya mencapai angka jutaan dollar AS. Bagaimana bisa?

Sebagaimana dilaporkan oleh Business Insider, hal itu terjadi karena Windows XP rupanya masih banyak digunakan oleh kalangan korporat. Persentasenya mencapai 44 persen, menurut data dari perusahaan manajemen perangkat Fiberlink.

Nah, kalangan korporat ini rupanya enggan beralih dari Windows XP dan lebih memilih untuk membayar Microsoft agar menyalurkan dukungan teknis secara eksklusif.

Raksasa software itu memang menawarkan "custom support contract" agar pelanggan tetap dapat memperoleh update untuk Windows XP yang dipakai di komputer-komputer kantor.

Namun, berbeda dengan update serupa dalam "masa hidup" Windows XP yang disalurkan secara gratis, dukungan lanjutan dari Microsoft ini mesti dibayar mahal, mencapai 200 dollar AS per perangkat untuk tahun pertama. Biaya tahun-tahun berikutnya bahkan lebih mahal lagi.

Seorang profesional TI menerangkan bahwa Microsoft mengutip 1 juta dollar AS (sekitar Rp 11 miliar) untuk menyalurkan dukungan bagi 5.000 PC di perusahaannya. Angka itu membengkak menjadi 2 juta dollar AS untuk tahun kedua, dan 3 juta dollar AS untuk tahun ketiga.

Toh, banyak yang lebih memilih membayar Microsoft ketimbang melakukan upgrade.

Mereka termasuk pemerintah Inggris yang menggelontorkan 9,2 juta dollar AS ke kantong Microsoft untuk support terhadap Windows XP, Office 20013 dan, Exchange 2003 yang dipakai komputer pemerintah di sektor publik.

Pemerintah Belanda juga membayar jutaan Euro untuk dukungan teknis sekitar 30.000 komputer.

Di Amerika Serikat, dinas pajak Internal Revenue Service (IRS) juga dilaporkan membayar Microsoft untuk urusan update sekitar 58.000 komputer berbasis Windows XP, walau jumlahnya tak sebesar yang lain, yaitu "kurang dari 500.000 dollar AS". Demikian pula dengan bank-bank dari berbagai belahan dunia yang masih memakai Windows XP di mesin-mesin ATM.

Meski mendatangkan uang, hal ini sama sekali bukan kabar baik bagi sistem operasi terbaru Microsoft, Windows 8 yang tak kunjung berhasil memperoleh pangsa pengguna sebesar Windows XP.

Perusahaan-perusahaan yang masih memakai Windows XP perlahan-lahan akan bermigrasi. Namun tujuannya bukan Windows 8, melainkan Windows 7 yang telah berumur 3 tahun sejak diluncurkan pada 2009. Begitu selesai migrasi, boleh jadi mereka akan bertahan lama dengan Windows 7, seperti yang dilakukan selama belasan tahun dengan Windows XP.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke