Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Komunikasi Kita, dari Api Unggun hingga Ponsel Pintar

Kompas.com - 25/09/2014, 08:09 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Kapanpun dan di manapun

Indonesia adalah salah satu negara pertama yng mengadopsi teknologi seluler versi komersil lewat NMT (Nordic Mobile Telephone) pada 1984. Ketika itu, pada periode 1985-1992, telepon seluler alias ponsel sudah mulai beredar di Indonesia.

Tapi, jangan berpikir bentuknya seperti ponsel langsing masa kini. Model-model ponsel pertama yang dipasarkan tak ubahnya telepon rumah yang bongsor dengan bobot mencapai kisaran setengah kilogram. Banderolnya sangat mahal, di atas Rp 10 juta per unit pada dekade 80-an. Harga dan ukurannya jelas tak muat apalagi nyaman di kantong.

Pun begitu, kehadiran ponsel menandai perubahan penting dalam era telekomunikasi, karena para pemiliknya bisa dihubungi kapanpun dan di mana pun, tak perlu lagi berdiam di depan pesawat telepon fixed line.

Beberapa tahun setelah masa awal seluler, menjelang akhir 1993, PT Telkom memulai proyek percontohan seluler digital Global System for Mobile (GSM) di pulau Batam dan Bintan.

Dibanding teknologi seluler sebelumnya, GSM memiliki kelebihan berupa digunakannya chip Subscriber Identity Module (SIM card) yang relatif aman dari penggandaan dan penyadapan, di samping memungkinkan pelanggan berganti handset tanpa mengubah nomer telepon.

Tahun berikutnya, pada 1994, PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) memulai kiprah sebagai operator GSM pertama di Indonesia, dengan wilayah operasi Jakarta dan sekitarnya. PT Telkom segera menyusul dengan mendirikan anak usaha bernama Telkomsel.

Pada penghujung 1996, operator seluler ketiga di Indonesia didirikan, yaitu PT Excelcomindo Pratama (kini XL Axiata). Hingga kini, ketiganya tetap menduduki tangga teratas operator seluler Indonesia dengan jumlah pelanggan mencapai 270 juta pada kuartal pertama 2014.

Era internet mobile

Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata serentak meggelar telekomunikasi seluler generasi ketiga (3G) secara komersil pada akhir tahun 2006.

Teknologi ini antara lain meningkatkan kecepatan koneksi internet broadband pada ponsel yang bisa mencapai hitungan megabit per detik. Cukup kencang untuk streaming video dan aneka konten lain dari jaringan internet.

Jumlah pelanggan data seluler pun berangsur naik. Asosiasi Telekomunikasi Indonesia (ATSI) memperkirakan jumlah pelanggan layanan data pada 2013 mencapai 115 juta. Angka tersebut diprediksi naik sebesar 40 persen pada tahun ini.

Bersama dengan pertumbuhan data seluler, cara kita berkomunikasi pun mengalami pergeseran. Hubungan jarak jauh secara langsung tak lagi sebatas membaca simbol, teks, atau mendengar suara.

Apalagi, dengan makin maraknya ponsel pintar atau smartphone yang penetrasinya di Indonesia pada 2014 diperkirakan bisa mencapai 30 persen dari keseluruhan jumlah ponsel.

Aneka sarana pesan instan, jejaring sosial, video conferencing dan lain sebagainya kini siap mengakomodir kebutuhan masyarakat Indonesia untuk saling berinteraksi antar sesama. Kapanpun, dan di manapun.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com