Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jet Tempur TNI AU Berikutnya Bisa Jurus "Patukan Ular Kobra"

Kompas.com - 17/09/2015, 08:10 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis


Doktrin mempertahankan energi

Sementara itu, instruktur tes pilot Eurofighter Typhoon, Paul Smith, yang sempat ditemui KompasTekno dalam rangkaian kegiatan pengenalan jet tempur Typhoon kepada beberapa media di Indonesia mengatakan, dalam pertempuran jarak dekat WVR, yang dibutuhkan adalah kemampuan pesawat dalam mempertahankan energi dalam setiap manuvernya.

Energi tersebut, menurut dia, dibutuhkan agar pesawat bisa bergerak lincah, dari satu manuver ke manuver lain tanpa kehilangan energi dan kecepatan.

"Desain dan karakteristik mesin yang dipakai Typhoon memungkinkan hal ini," kata Smith, yang juga pernah mengawaki jet tempur Tornado GR2 itu.

Berbeda dengan Smith, Bogdan mengatakan, teori pertempuran udara selalu berubah. Pada tahun 1940-an dan 1950-an, menurut Bogdan, prioritas pertempuran udara-udara adalah ketinggian, lalu kecepatan. Setelah itu, ketinggian dan manuver.

"Supermanuverability kini menjadi tambahan, seperti pisau belati milik tentara yang dipakai saat ia sudah tidak memiliki senjata apa-apa lagi," kata Bogdan dalam kesempatan Paris Air Show 2013 lalu.

Namun, kemampuan supermanuverability yang diraih dengan bantuan thrust vector itu juga disebut Smith memiliki kelemahan.

"Jangan lupa, saat bermanuver seperti itu, pesawat sebenarnya dalam kecepatan lambat, kadang malah diam, itu membuatmu menjadi sasaran empuk," ujarnya.

"Itu bisa memberi kesempatan bagi wingman (pesawat lain) untuk mengunci dan menembaknya," kata Smith.

Bogdan juga sepertinya sependapat dalam hal ini. Kemampuan supermanuverability dalam pesawat diibaratkan Bogdan layaknya sniper (penembak jitu) dalam sebuah pertempuran.

"Kamu tidak bisa menembak berkali-kali dari posisi yang sama karena posisi kamu jadi gampang diketahui," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com