Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netflix Terbukti Mengurangi Pembajakan, Di Indonesia Diblokir

Kompas.com - 28/01/2016, 10:16 WIB
Oik Yusuf,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Semenjak pertama kali masuk Brazil pada 2011, layanan Netflix mengalami pertumbuhan pesat. Negeri Samba itu kini pun menjadi pasar terbesar keempat bagi Netflix, setelah AS, Kanada, dan Inggris.

“Kebanyakan orang tak mau mencuri. Mereka tak mau komputernya dijangkiti virus, mereka tak mau dibuat repot (mengunduh konten bajakan),” ujar Chief Communications Officer Netflix Jonathan Friedland, mengenai kesuksesan layanannya di Brazil.

Masih marak

Layanan streaming memang sedang naik daun dan bisa mengurangi pembajakan online, tapi itu tak berarti aktivitas bajak-membajak akan segera menghilang dalam waktu dekat.

Warga internet hingga kini masih marak mencari dan mengunduh aneka konten bajakan di jejaring maya. Film Interstellar, misalnya, pada 2015 lalu diunduh secara ilegal sebanyak 46,7 juta kali.

Angka itu meningkat 56 persen dibandingkan film yang paling banyak dibajak di tahun sebelumnya, The Wolf of Wall Street, yang mencatat angka 30 juta kali download tak resmi.

Belakangan muncul pula layanan bernama Popcorn Time yang khusus menyiarkan konten-konten bajakan. Meski sebenarnya mengandalkan jaringan torrent, Popcorn Time menawarkan kemudahan pakai ala Netflix sehingga mendorong pengguna untuk mengonsumsi video ilegal.

Netflix sendiri juga menjadi korban pembajakan. Sebagai contoh, serial TV original House of Cards dan Orange is the New Black yang didistribusikan secara eksklusif lewat layanan tersebut banyak dikopi dan diedarkan secara ilegal di internet.

Pembajakan pula yang bisa terjadi kalau seorang pengguna tak bisa menemukan apa yang dicari di dalam koleksi penyedia layanan resmi.

Tak sabar menonton season terbaru Game of Thrones? Besar kemungkinan serial TV populer yang disalurkan secara resmi oleh HBO itu sudah beredar di situs-situs filesharing populer.

Ditambah lagi, tidak semua konten bisa disalurkan lewat layanan on-demand treaming di semua negara. Judul film dan serial TV yang bisa disaksikan lewat Netflix di Indonesia, misalnya, hanya berkisar 700 buah, berbeda jauh dari wilayah AS yang menyediakan lebih dari 5.000 judul.

Terbentur di Indonesia

Baru awal tahun ini Netflix mengembangkan sayap ke Indonesia. Kehadirannya disinyalir akan segera disusul oleh penyedia layanan-layanan streaming serupa macam Hulu dan HBO.

Namun, sebelum sempat berkembang, Netflix sudah menemui batu sandungan.

Lembaga Sensor Film mengajukan protes karena platform streaming itu menyalurkan konten video tanpa melalui proses penyensoran terlebih dahulu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com