Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketergesaan Jokowi di Silicon Valley

Kompas.com - 20/02/2016, 14:17 WIB

Presiden juga berharap Plug and Play dapat berbagi pengalaman dengan Indonesia tentang cara untuk mendanai bisnis pemula dan UMKM.

Sebelum meninggalkan kantor Plug and Play, Presiden dan rombongan berkeliling meninjau kantor tersebut dan menuliskan "Start it up, prosper together" di dinding yang telah disediakan dan ditandatangani oleh Presiden serta telah ditempeli foto Presiden Jokowi.

Pesan damai

Sebagaimana pun tergesanya, Presiden hampir tidak mungkin untuk melewatkan Twitter yang berkantor di San Francisco.

Jokowi berkepentingan mengingat pengguna Twitter di Indonesia merupakan salah satu yang terbanyak di dunia.

Berbeda dengan kantor-kantor platform ekonomi kreatif di Lembah Silikon yang terasa terpencil di luar keriuhan kota besar, Twitter Headquarter justru terletak di tengah kota dengan kantor pusat administrasinya ada di lantai 2.

Kepada Jack Dorsey, CEO Twitter, dan eksekutif Twitter lain, Presiden menyampaikan harapan agar Twitter dapat meningkatkan kerja sama dengan Indonesia dalam menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan seperti disaster response dan menguatkan penyebaran pesan toleransi, moderasi, dan perdamaian.

Sebelum meninggalkan markas Twitter, Jokowi menuliskan tweet yang dikirim langsung dari kantor itu. "Saya mengajak @Twitter ikut sebarkan pesan toleransi dan perdamaian dunia -Jkw," demikian tweet Presiden Jokowi.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan alasan yang sebenarnya terkait maksud Presiden Jokowi mengunjungi sejumlah markas media sosial platform.

"Presiden ke Silicon Valley karena kita ingin bermitra dengan media sosial mengenai toleransi dan perdamaian," kata Menteri Retno dalam penerbangan menuju Jakarta, Jumat (19/2).

Media sosial sempat menjadi alat yang efektif bagi masyarakat di Tanah Air dalam upaya "counter terorism".

Namun, pada saat yang sama, media sosial menjadi alat yang digunakan jaringan teroris untuk berkoordinasi dan saling berhubungan.

"Jadi, kita bicara dengan Facebook dan Twitter, kita sampaikan begini, medsos dipakai untuk ektremisme, merekrut FTF (Foreign Terrorist Fighters). Oleh karena itu, kita wajib menyeimbangkan informasi," katanya.

Ia menegaskan, media sosial harus mulai dikembangkan untuk menyebarkan fondasi toleransi.

"Perdamaian dan toleransi bisa dilakukan melalui media sosial," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com