Kini, dia menyebutkan bahwa Palapa Ring mungkin dipandang tidak feasible dari segi bisnis operator karena daerah yang dituju belum bentu menyimpan potensi bisnis, namun tetap viable alias mungkin dilakukan secara ekonomi.
Di sinilah letak peran pemerintah sebagai pendorong program. “Pemerintah memberikan jaminan, ini ada pelanggan atau nggak ada pelanggan pokoknya dibayar asalkan services-nya sampai dengan (titik) tertentu,” ujar Rudiantara.
Program Palapa Ring Paket Barat yang rencanaya bakal menjangkau wilayah Kepulauan Riau hingga Natuna dengan kabel serat optik sepanjang 2.000 Km kini telah diresmikan.
Begitu pula dengan Palapa Ring Paket Tengah yang bakal meliputi wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kepulauan Sangihe-Talaud) dengan kabel serat optik sepanjang 2.700 Km.
Adapun peresmian Paket Timur yang mencakup Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua dengan total kabel serat optik sepanjang 6.300 Km masih dalam tahap pra kualifikasi dan diharapkan sudah mencapai penandatanganan kerja sama dengan para pemenang tender pada September 2016.
Jika semua berjalan lancar, Rudiantara berharap sebaran internet cepat di Indonesia bakal lebih merata menjelang akhir masa jabatannya nanti.
“Mudah-mudahan semua ibukota kabupaten dan kotamadya di Indonesia sudah terhubung dengan broadband pada 2019,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.