Kejadian lain
Penggunaan videotron, khususnya di Indonesia, dianggap memiliki celah keamanan yang cukup serius. Pakar keamanan internet, Ruby Alamsyah, mengatakan, operator videotron di Indonesia belum menempatkan IT security lebih utama dibanding konten mereka.
"Saya sering melihat videotron yang sedang tidak aktif menampilkan konten iklan sering kali menampilkan informasi seperti yang terjadi di Jakarta Selatan, baik itu sistem operasinya, aplikasi, maupun informasi admin,” tutur Ruby seperti dikutip BBC Indonesia.
Penayangan konten porno di billboard digital Jakarta Selatan memang bukan insiden pertama yang melibatkan videotron.
Sebelumnya telah beberapa kali terjadi peristiwa serupa di berbagai belahan dunia berbeda. Ada yang tak terlalu memalukan, ada juga yang kemungkinan akibatnya jauh lebih serius dan berbahaya. (Baca: Celaka, Teknisi Putar Film Porno di Papan Reklame)
Seorang pengguna forum online Reddit, misalnya, tahun lalu mengunggah foto sebuah billboard digital di AS yang tampilan pada layarnya terhalang window notifikasi dari TeamViewer.
Notifikasi ini akan muncul apabila komputer pengendali mengakhiri koneksi, atau jika sambungan terputus. Peristiwa serupa juga terjadi di Edinburgh, Skotlandia.
Seperti apa kejadian yang lebih serius? Pada 2013, Wired pernah melaporkan bahwa di internet terdapat banyak sistem Virtual Network Computing (VNC, digunakan untuk remote access seperti pada TeamViewer) yang bisa bebas diakses tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Mirip seperti kasus videotron porno di Jakarta Selatan, tetapi yang bisa diakses dan dikendalikan secara remote lewat internet bukan billboard, melainkan sistem komputer lain.
TeamViewer secara default mengharuskan pengakses memasukkan nomor ID dan kata kunci sehingga sulit dibuka tanpa izin, kecuali si pengakses pernah kebetulan mendapat dua informasi tersebut, seperti yang dialami SAR di atas.
Celakanya, sebagian remote access yang bisa sembarangan dilihat ini merupakan milik institusi penting seperti pembangkit listrik, perusahaan pipa minyak dan gas, sampai rumah sakit yang memuat data pribadi pasien.
Bayangkan apa yang bisa terjadi kalau ada orang iseng. Masih mending kalau menayangkan film porno, bagaimana jika dia mencuri informasi sensitif, seperti data kartu kredit atau mengacak-acak setting komputer?
Tentang videotron
Jenis dan ukuran digital signage bermacam-macam, tergantung fungsi dan peranan. Ada yang berukuran kecil sebesar poster seperti yang biasa dipakai untuk menampilkan jadwal dan rute di halte bus.
Ada juga digital signage berukuran lebih besar, seperti yang dipakai untuk menampilkan jadwal keberangkatan dan kedatangan pesawat di bandar udara.
Digital signage dengan ukuran terbesar biasanya berupa billboard elektronik untuk menampilkan iklan. Perannya mirip dengan billboard biasa.
Bedanya, billboard digital mampu menampilkan jenis konten yang jauh lebih beragam, tidak terbatas pada gambar diam yang biasa ditempel pada billboard reguler dengan penerangan lampu.
Jenis konten ini bisa berupa teks berjalan, slideshow gambar yang bergulir tiap beberapa detik sekali, atau video.
Teknologi layar yang dipakai untuk memajang konten di billboard digital dan piranti digital signage secara umum bisa beraneka ragam, tergantung vendor pembuat dan kebutuhan klien. Gambar bisa ditampilkan dengan layar LCD, plasma, atau LED.
Beberapa tipe piranti digital signage bisa dilengkapi speaker untuk mengeluarkan audio pendamping konten visual, atau layar sentuh sehingga orang di sekitar bisa berinteraksi dengannya.
Pasarnya pun terus tumbuh. Tahun lalu, lembaga riset IHS Markit menyebutkan bahwa nilai pasar global dari perangkat, software, layanan, dan digital signage mencapai kisaran 15 miliar dollar AS. Angkanya diprediksi bakal mendekati 20 miliar dollar AS pada 2018.
Billboard digital bisa ditempatkan berdiri sendiri di atas penopang (free standing/single column) atau menempel di bangunan. Billboard yang ditempatkan menempel di bangunan biasanya memiliki layar tipe LED yang ringkas, hemat daya, dan fleksibel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.