Burst mode
Burst rate dalam mode ini lumayan tinggi -mencapai kisaran 10 frame per detik, menurut pengamatan KompasTekno- sehingga mempermudah pengguna dalam menangkap momen yang pas dalam frame.
Fokus dan exposure dikunci saat melakukan burst, meski tampilan live view bisa menunjukkan perubahan exposure di layar, semua hasil foto tangkapannya memiliki tingkat kecerahan yang sama.
Hingga 100 foto bisa direkam dalam mode burst sebelum ponsel kehabisan buffer. Ke-100 gambar tersebut bisa dipilih secara manual melalui tampilan yang muncul kemudian. Ada juga opsi memilih 5 gambar terbaik secara otomatis, atau menghapus semua gambar yang diambil dalam burst saat itu.
Selfie
Untuk urusan swafoto alias selfie, Zenfone 3 ZE520KL dibekali kamera depan dengan resolusi 8 megapiksel. Kualitasnya tak sebagus kamera utama, namun masih memadai untuk sekedar posting di media sosial.
Baca: Perbandingan Spesifikasi 5 Varian Zenfone 3
Seperti biasa, ada opsi untuk memperindah tampilan subyek (wajah), seperti mencerahkan dan menghaluskan kulit, atau memperlebar mata lewat fitur Beautification. Kadar pemolesan ini bisa diatur sesuai keinginan. Setting tertinggi bisa membuahkan hasil yang kelewat halus, tapi ini tentu tergantung selera saja
Di luar Auto dan Manual, Zenfone 3 ZE520KL menyediakan sejumlah mode pengambilan gambar lain seperti “Pro HDR”, “Slow Motion”, “Super Resolution”, dan “Depth of Field”.
Sayangnya, fungsi dari beberapa mode pengambilan gambar tadi kurang terasa sehingga terkesan seperti sekedar fitur gimmick saja. “Pro HDR’, misalnya, berhasil menjaga sedikit detil di area terang pada gambar (highlight) agar tidak blown-out, namun area gelap (shadow) tidak terbantu, kalau bukan malah makin gelap.
Proses upscaling gambar, lalu sharpening melalui program editing foto membuahkan hasil yang mirip. Mungkin memang itu yang dilakukan. Kalau iya, maka mode Super Resolution tidak menghasilkan keuntungan dan hanya memperbesar ukuran file saja.
Mode “Depth of Field” seharusnya memberikan pilihan kepada pengguna untuk menambah atau mengurangi ruang tajam alias depth of field (background/foreground blur). Sayang, dalam implementasinya agak buggy. Slider DOF tak selalu merespon ketika digese