Nah, karena proses takeoff-landing ini adalah sebuah koreografi, maka dibutuhkan kerja sama dari semua agar koreografi ini berjalan lancar. ATC mengatur jarak separasi, pilot mendaratkan atau menerbangkan pesawat dengan sempurna dalam slot waktu yang diberikan.
Koreografi akan menjadi kacau jika salah satu pihak yang terlibat dalam proses takeoff/landing tadi ada yang mengalami kendala, seperti waktu takeoff yang butuh persiapan lebih lama, kontak radio yang macet (jamming), atau pembatalan takeoff akibat kendala teknis.
Tentunya semua berharap setiap penerbangan berjalan mulus-mulus saja. Namun kendala teknis terkadang tiba-tiba muncul. Hal-hal seperti inilah yang mengacaukan koreografi takeoff-landing di suatu bandara. Untuk itulah, pilot dilatih melakukan manuver go-around demi keselamatan.
Jadi apakah manuver go-around itu berbahaya, pesawat nyaris bertabrakan? Tidak. Go-around adalah hasil dari koordinasi dan pertimbangan yang matang, ada komunikasi intens di belakangnya.
Berbagi informasi yang komprehensif
Hal kedua yang ingin saya soroti adalah tentang membagi informasi di media sosial, tanpa data atau pengetahun yang komprehensif lengkap. Pengalaman go-around bagi orang awam bisa jadi tidak menyenangkan, terlebih jika pilot menginformasikan masih ada pesawat di landasan.
Bayangan yang seketika terlintas di benak penumpang tentunya, pesawat nyaris bertabrakan! Padahal di dalam kokpit sana, komunikasi dan koordinasi intens sudah terjadi sejak lama.
Penumpang hanya tahu soal output-nya saja, yakni manuver go-around akibat masih adanya traffic pesawat lain di runway.
Selain pilot dan ATC yang terlibat, tidak ada penumpang yang tahu soal bagaimana komunikasi antar ATC dengan pesawat-pesawat lainnya? Benarkah clearance untuk landing sudah diberikan? Di ketinggian berapa pilot memutuskan go-around? Berapa minimum decision altitude (MDA) di bandara Soekarno-Hatta?
Baca: Beredar Kabar Sinyal Ponsel Bisa Matikan Turbin Pesawat, Benarkah?
Soal clearance untuk mendarat yang diberi ATC, clearance sebenarnya bukan perintah, melainkan otorisasi yang masih bisa dibatalkan. Di ketinggian berapa pun, jika pilot merasa tidak aman, mereka berhak memutuskan untuk go-around saat mendarat, bahkan ketika roda sudah mendarat di aspal runway sekalipun.
Jadi, janganlah mengambil kesimpulan sendiri atas suatu kejadian, terlebih menyangkut dunia penerbangan yang semuanya full-regulated. Biasakan mencari informasi yang komprehensif sebelum membaginya di media sosial.
Bisa dimaklumi jika penumpang ingin segera mendarat di tujuan. Namun percayalah, pilot dan awak kabin pun juga ingin mendarat tiba di tujuan dengan selamat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.