KOMPAS.com - Apple tengah terlibat kemelut di pengadilan terkait pembayaran royalti chip modem bikinan Qualcomm. Apple menuding Qualcomm berupaya menjalankan praktik anti-kompetitif dengan menarik bayaran luar biasa besar dari Apple.
Sebuah gugatan hukum pun dilontarkan Apple terhadap Qualcomm. Sementara Qualcomm membalasnya dengan menuntut pemblokiran impor iPhone di Amerika Serikat ke International Trade Commission (ITC).
Belakangan, sejumlah pemain besar industri teknologi yang bernaung di bawah grup lobi bernama Computer and Communications Industry Association (CCIA) menyuarakan dukungan terhadap Apple.
Anggota CCIA termasuk para raksasa seperti Google, Amazon, Facebook, Intel, Microsoft, juga rival berat Apple, Samsung. CCIA meminta ITC menolak permintaan Qualcomm soal pemblokiran impor iPhone, meski Apple sebenarnya bukan anggota CCIA.
Dalam keterangan tertulisnya, CCIA mengatakan bahwa praktik anti-kompetisi Qualcomm bakal merugikan industri secara keseluruhan dan pada akhirnya konsumenlah yang harus membayar mahal.
Baca: Qualcomm Berusaha Jegal Penjualan iPhone
“Qualcomm sudah menggunakan posisinya yang dominan untuk menekan kompetitor,” sebut CCIA, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari BGR, Sabtu (22/7/2017).
“Kalau ITC mengabulkan permintaan (blokir impor iPhone ke AS), Qualcomm akan menggunakan monopolinya untuk melawan Apple dan menaikkan harga produk akhir.”
Jual sofa sesuai harga rumah
Inti keberatan Apple berkisar soal pembayaran royalti yang diminta. Qualcomm tidak meminta bayaran berdasarkan harga chip yang dipakai, tetapi berdasar harga keseluruhan dari perangkat (misalnya iPhone) yang memakai chip modem LTE buatannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.