Ia mengklaim penyemprot ini canggih dan dilengkapi dengan peringatan dini. Selain itu, drone ini bisa memangkas waktu dan tenaga kerja, karena mampu menggarap hingga 486,9 persen lebih banyak area dalam waktu satu jam.
Para juri sempat "meneror" mereka dengan berbagai pertanyaan seperti apakah drone ini dibutuhkan para petani di Indonesia, kemudian apakah tingginya keuntungan yang bisa dihasilkan ini seimbang dengan pendapatan para petani yang masih rendah. Namun mereka menjawabnya dengan lancar.
Dr Tania
Tim lainnya, Taleus, mendemonstrasikan aplikasi ponsel ciptaan mereka bernama Dr Tania. Perancang Dr Tania adalah tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yakni Febi Ifdillah, Ahmad Ghifari, dan Harry Kefas. Aplikasi yang mereka ciptakan ini bisa mendiagnosis kesehatan tanaman lewat kamera ponsel.
Caranya, petani cukup memotret tanaman mereka dan mengunggahnya di aplikasi Dr Tania. Tampak visual ini akan digabungkan dengan hasil sensor asam (pH) dan kelembapan (humidity) dari perangkat mungil yang diletakkan di tanaman.
Mesin deep learning yang mereka rancang dengan cepat memberikan analisis yang akurat beserta sederet obat-obatan penyembuhnya.
Baca juga: Mimpi Aini Bawa Petani Indonesia Lampaui Jepang dengan Teknologi
"Kami menggunakan chat bot agar pengalaman pengguna lebih natural," kata Febi dalam presentasinya.
Para juri sempat meragukan fungsi aplikasi ini. Juri bertanya apakah petani tradisional yang notabene sudah berpengalaman, membutuhkan aplikasi untuk mendiagnosa tanaman mereka.
Febi dan kawan-kawannya yang bekerja sudah bekerja sama dengan komunitas tani di Bandung mengatakan aplikasi ini tetap dibutuhkan petani.
"Bahkan petani berpengalaman masih kesulitan dengan penyakit tanaman," ujar Febi.
Imagine Cup 2018 menjadi tahun ke-16 Microsoft menggelar kompetisi mahasiswa. Ini bukan kali pertama tim Indonesia melenggang ke babak regional.
Inovasi-inovasi dari Indonesia sebelumnya pernah lolos hingga ke tingkat global dan bersaing dengan tim mahasiswa dari seluruh dunia. Hari ini, Kamis (5/4/2018), juri akan menentukan tujuh pemenang dari 15 peserta.
Ketujuh pemenang ini akan bertanding di tingkat global yang diselenggarakan di Seattle, Amerika Serikat pada Juni 2018 mendatang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.