Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Berang Karyawan Bertukar Informasi soal "DragonFly"

Kompas.com - 24/09/2018, 07:00 WIB
Oik Yusuf,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Google belakangan disebut-sebut sedang mengembangkan mesin pencari khusus untuk China yang dilengkapi mekanisme sensor otomatis supaya bisa diterima oleh pemerintah negara itu.

Informasi ini berasal dari sebuah memo tentang search engine bernama “Dragonfly” tersebut yang beredar di kalangan karyawan Google. Sebagian pekerja Google disinyalir tak setuju dengan rencana search engine dengan sensor dan telah menggelar sejumlah protes internal.

Belakangan, manajemen Google kabarnya marah besar setelah mengetahui rencana Dragonfly beredar di antara karyawan lewat memo yang seharusnya tidak tahu soal keberadaan sang mesin pencari.

Laporan yang dirangkum KompasTekno dari The Intercept, Senin (24/9/2018) menyebutkan bahwa departemen sumber daya manusia Google lantas menghubungi langsung tiap pegawai yang diduga sudah mengakses atau menyimpan kopi memo bersangkutan, lalu meminta mereka segera menghapusnya.

Namun, langkah tersebut agaknya sudah terlambat karena sebagian informasi soal Dragonfly kadung bocor ke luar Google dan kini menjadi konsumsi khalayak luas di internet.

Baca juga: Pengguna Internet di China Tembus 802 Juta Orang

Blokir kata sensitif

Menurut informasi dalam memo, purwarupa Dragonfly dibuat oleh Google dalam bentuk aplikasi untuk platform mobile Android dan iOS.

Dalam mengembangkan Dragonfly, Google disinyalir membuat “joint venture” dengan perusahaan China yang namanya tidak diketahui.

Sistem sensor di search engine ini secara otomatis akan memblokir kata kunci tertentu yang dinilai sensitif di China sehingga tidak dimunculkan di laman pencarian.

Kata kunci dimaksud misalnya terkait tema-tema “hak asasi manusia”, “protes mahasiswa”, dan “hadiah Nobel” dalam bahasa mandarin. Perusahaan China yang menjadi rekanan bisa menambah daftar kata kunci dalam blacklist.

Pengguna Dragonfly diharuskan untuk melakukan login terlebih dahulu. History pencarian mereka diasosiasikan dengan nomor ponsel. Pergerakan pengguna di dunia maya, termasuk alamat IP perangkat yang digunakan dan tautan yang diklik, pun bisa dilacak.

Data pengguna ini bisa saja diserahkan ke otoritas China yang dikenal menerapkan kontrol ketat terhadap aktivitas warganet di sana dan sering menarget aktivis, mereka yang mengkritik pemerintah, dan jurnalis.

Lantaran itu, sebagian pihak memandang Dragonfly bisa bertindak sebagai perpanjangan tangan pemerintah China dalam memata-matai warganya.

Baca juga: China Blokir Twitch, Streaming Game yang Meroket saat Asian Games 2018

Baru atau lama?

Pada pertengahan Agustus lalu, lebih kurang dua pekan setelah rencana Dragonfly bocor ke publik, CEO Google Sundar Pichai mengatakan bahwa proyek tersebut masih berada dalam “tahap awal”.

Namun, laporan lain menyebutkan bahwa para karyawan yang terlibat dalam Dragonfly telah diminta untuk menyiapkan peluncuran proyek itu sejak bulan Juli, sambil menunggu persetujuan dari Beijing.

Menurut keterangan dalam memo, karyawan Google yang terlibat dalam pengembangan Dragonfly setidaknya berjumlah 215 orang, lebih banyak dari banyak proyek lainnya di Google.

Memo turut menyatakan bahwa, dari tampilan screenshot, pengembangan aplikasi Dragonfly tampaknya sudah berada tahap lanjut. Pernyataan manajemen atas Google bahwa Dragonfly baru sekadar “eksperimen” pun terdengar meragukan.

Memo itu pertama kali diunggah pada 5 September di messaging list untuk karyawan internal Google, namun segera dihapus oleh manajemen. Karyawan yang telah membuka atau menyimpan dokumen memo pun kabarnya langsung dikontak dan diminta agar tak menyebarluaskan isi memo.

Sang pembuat memo konon adalah seorang engineer Google yang terlibat dalam pengembangan Dragonfly. Dia rupanya merasa tak setuju dengan penyensoran di China dan kerahasiaan yang menyelubungi Dragonfly.

Bagi sebagian karyawan, kerahasiaan ini bertentangan langsung dengan citra publik Google yang mengedepankan transparansi. 

“Pimpinan memperdaya engineer yang bekerja (di Dragonfly) soal sifat proyek ini,” komentar seorang karyawan Google yang membaca memo.

Google sendiri sebenarnya sudah hengkang dari China pada 2010 lantaran tersandung keharusan menyensor. Begitu pula dengan Facebook, Twitter, dan layanan online asal AS lainnya sehingga industri digital China dikuasai oleh pemain dalam negeri.

Kendati demikian, pasaran internet China tetap menggiurkan bagi perusahaan-perusahaan teknologi AS sehingga mereka berupaya masuk kembali dengan menuruti kemauan pemerintah setempat.

Baca juga: 19 Kata yang Hanya Dimengerti oleh Karyawan Google

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

Internet
Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

Gadget
iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

Gadget
Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Software
Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Jadwal Maintenance 'Honkai Star Rail' Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Jadwal Maintenance "Honkai Star Rail" Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Game
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

Game
Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

e-Business
Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

e-Business
Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

e-Business
Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Software
Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Gadget
Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi 'Tuan Rumah Kehormatan' di Tengah Ancaman Pemblokiran

Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi "Tuan Rumah Kehormatan" di Tengah Ancaman Pemblokiran

e-Business
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Gadget
Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com