Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara WeChat Tangkal Hoaks di Negara Berpenduduk Terbesar di Dunia

Kompas.com - 10/10/2018, 10:34 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - China, negara dengan penduduk terbesar di dunia, menggunakan aplikasi pesan instan WeChat sebagai pengganti WhatsApp. Maklum, negara itu memiliki regulasi yang ketat terkait platform asing.

Karena menjadi layanan perpesanan instan andalan penduduk China, WeChat pun menjadi tumpuan warga China untuk memperoleh berita dan mengedarkannya, layaknya penggunaan WhatsApp di Indonesia.

Sebab itulah, hoaks dan berita keliru juga kerap wara-wiri di aplikasi besutan Tencent tersebut. Seperti WhatsApp, WeChat juga kewalahan menangkal hoaks. Tapi mereka punya cara sendiri untuk mengatasinya.

Di negara dengan 1,37 miliar penduduk itu (survey World Bank 2016), WeChat merangking 10 rumor teratas tiap bulannya melalui akun resmi WeChat, kemudian disaring dengan fitur debunker. Fitur tersebut akan mendiskreditkan suatu klaim yang keliru, mengatakan jika rumor tersebut tidak benar.

Pemerintah atau mereka yang tergabung dalam pemeriksa fakta dari pihak ketiga, bisa memberikan konfirmasi apakah kabar itu berupa rumor atau fakta.

Misalnya, dikutip KompasTekno dari Abacus News, Rabu (10/10/2018), bulan Oktober ini pemuncak rumor di WeChat adalah kabar bahwa pemerintah setempat melarang postingan apa pun terkait penghinaan Partai Komunis, negara, dan masyarakat sendiri, termasuk topik politik yang sensitif.

Baca juga: Peneliti Kembangkan Kecerdasan Buatan Penangkal Hoaks

Menurut analisis program debunker WeChat, klaim itu tidaklah benar. Contoh hoaks lain yang merebak di WeChat adalah beredarnya artikel yang mengimbau orang-orang untuk tidak menggunakan microwave untuk memasak, karena makanan yang diproses melalui mircowave disebut menyebabkan kanker.

Debunk-rumor WeChat pun mengklaim bahwa rumor itu tidak bisa dipercaya. Fitur debunker itu sangat populer.

Akun penyaring rumor juga mengoperasikan sebuah mini program yakni "WeChat rumor debunking assistant" atau asisten debunk WeChat yang disebut telah digunakan sebanyak 300.000 orang tiap harinya.

Cara Kerja Mini Program

Mini program penyaring berita hoaks bekerja layaknya sistem search engine. Bagian laman depan akan menampilkan feed artikel yang telah didiskreditkan sebelumnya. Di sisi atas, terdapat kolom pencarian.

Pengguna bisa mencari istilah atau kata kunci tertentu terkait berita hoaks di kolom tersebut. Kemudian, akan muncul bagian "related to me" yang akan menampilkan beberapa hoaks dan berita keliru yang telah dibaca atau dibagikan pengguna.

Kebanyakan, berita hoaks yang muncul di feed terkait makanan dan kesehatan. Selain membangun sistem built-in, WeChat juga mengatakan telah memiliki lebih dari 800 pemeriksa fakta dari pihak ketiga.

Termasuk 289 lembaga pengawas obat dan makanan China, 5 media negara, dan 32 badan urusan siber daerah.

WeChat tidak menutup pintu bagi pihak lain untuk bergabung dalam cek fakta, dengan memberikan dokumen kualifikasi yang relevan ke pihak Tencent yang menaungi WeChat. Pelamar juga wajib memiliki akun WeChat publik yang telah terverifikasi.

Mini program akan mengirim notifikasi ke pengguna jika artikel yang dibaca telah di-debunk.
WeChat mengklaim memiliki 19,7 juta pengguna hingga 2017 dan mengaku telah menepis jutaan artikel sejauh ini serta menghukum 180.000 akun publik.

Mini program ini diluncurkan WeChat satu setengah tahun lalu, setelah Facebook dituduh menyebarkan berita palsu selama pemilu AS 2016, yang diikuti kekisruhan misinformasi di media sosial.

Baca juga: Pengguna Aktif WeChat Dekati WhatsApp

Setelah skandal misinformasi, Facebook mulai berbenah dengan membangun sistem menangkal hoaks di platformnya.

Kendati demikian, mekanisme mini program ini menyisakan pertanyaan tentang campur tangan pemerintah China, yang diduga menggunakan program tersebut untuk menekan artikel berisi perbedaan pandangan politik, dengan mencegahnya sebagai rumor.

Namun hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi dari otoritas terkait atas pertanyaan ini.

.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com