KOMPAS.com - Posisi Huawei kini semakin sulit. Setelah terancam kehilangan lisensi Android dari Google, vendor perancang chip, ARM juga dikabarkan akan meninggalkan Huawei.
ARM yang bermarkas di Cambridge, Amerika Serikat, diketahui telah menginstruksikan karyawannya untuk menangguhkan sejumlah perjanjian bisnis dengan Huawei.
Dalam sebuah laporan yang didapatkan BBC, ARM akan menghentikan seluruh kontrak aktif dengan Huawei dan anak perusahaan untuk mematuhi larangan perdagangan AS yang baru-baru ini dikeluarkan.
"ARM mematuhi pembatasan terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah AS. ARM menghargai hubungan dengan mitra lama kami HiSilicon dan kami berharap untuk resolusi cepat tentang masalah ini," ungkap pihak ARM.
Baca juga: Google Akan Cabut Lisensi Android Smartphone Huawei
ARM sendiri adalah perusahaan perancang chip yang desainnya dijadikan sebagai dasar dari sebagian besar prosesor perangkat mobile di seluruh dunia. ARM tidak memproduksi prosesor komputer, melainkan melisensikan teknologi semikonduktornya kepada pihak lain.
Dalam hal ini, Huawei juga merupakan salah satu pelanggan lisensi semikonduktor yang dikeluarkan ARM. Prosesor Kirin merupakan salah satu dari chip yang juga menggunakan rancangan ARM sebagai dasar pembuatan.
Dikutip KompasTekno dari The Verge, Jumat (24/5/2019), meski ARM tercatat dimiliki oleh perusahaan asal Jepang yakni Softbank, ARM merancang desain chipnya di wilayah Amerika Serikat, sehingga mau tak mau ARM pun harus mengikuti aturan ini.
Baca juga: Huawei Masuk Blacklist Amerika Serikat
Seorang analis mengatakan bahwa hal ini menjadi pukulan telak bagi bisnis Huawei.
Ia mengatakan kebijakan tersebut akan sangat mempengaruhi perusahaan dalam mengembangkan chip Kirin yang juga dibangun berdasarkan rancangan ARM. Selain itu rancangan ARM juga banyak digunakan pada BTS 5G termasuk milik Huawei.
Keputusan ini membuat pihak Huawei angkat bicara. Meski dalam posisi yang sulit, Huawei optimistis kondisi ini akan dapat segera diselesaikan.
"Kami menghargai hubungan dekat kami dengan mitra, tetapi menyadari tekanan dari beberapa di antara mereka, sebagai akibat dari keputusan yang bermotivasi politik," kata juru bicara Huawei dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Cari Pengganti Google Play Store, Huawei Lirik Aptoide
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.