KOMPAS.com - Hoaks tentang corona kian subur beredar di media sosial. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat hingga 18 Maret 2020, ada 250 hoaks terkait virus COVID-19 yang tersebar di berbagai platform.
Tidak hanya di Indonesia, hoaks tentang corona juga bermunculan di berbagai belahan dunia. Merespons hal itu, WhatsApp menggandeng badan kesehatan dunia (WHO) untuk memerangi peredaran hoaks tentang corona di seluruh dunia.
Tidak hanya dengan WHO, kerja sama ini juga melibatkan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).
Kolaborasi ini hadir melalui situs Pusat Informasi COVID-19 WhatsApp yang bisa diakses di alamat www.whatsapp.com/coronavirus.
Baca juga: Kerja dari Rumah, Begini Cara Video Call Berempat Pakai WhatsApp
"Kami ingin menyediakan pusat informasi sederhana yang dapat membantu menghubungkan orang-orang di saat yang penuh kewaspadaan ini," ujar Will Cathcart, Head of WhatsApp dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Kamis (19/3/2020).
Di dalamnya, terdapat berbagai informasi. Mulai dari panduan sederhana bagi petugas kesehatan, tenaga pengajar, tokoh masyrakat, LSM, jajaran pemerintah, dan pelaku bisnis yang mengandalkan platform pesan singkat ini untuk berkomunikasi sehari-hari.
WhatsApp dan WHO juga akan menyediakan hotline perpesanan yang bisa langsung digunakan orang-orang di seluruh dunia. Hotline ini akan menyediakan informasi terpercaya dan akan terdaftar dalam Pusat Informasi COVID-19 WhatsApp.
WhatsApp juga bekerja sama dengan beberapa LSM dan kementerian kesehatan nasional berbagai negara untuk memberikan informasi faktual kepada pengguna.
Beberapa negara yang sudah bergabung hingga saat ini adalah Singapura, Israel, Afrika Selatan, Brasil, dan Indonesia. Informasi ini akan diperbarui sesuai perkembangan pandemi corona.
Baca juga: Kirim Pesan WhatsApp dan Video Call dengan Perintah Suara, Begini Caranya
Selain itu, WhatsApp juga menyumbang 1 juta dollar AS (Rp 15,9 miliar) untuk Jaringan Internasional Penguji Fakta (IFCN) di bawah naungan Poynter Institute.
"Donasi yang diberikan oleh WhatsApp pada periode penting ini akan membantu pengujian fakta yang diterbitkan oleh aliansi #CoronaVirusFacts untuk menjangkau lebih banyak orang," kata Baybars Orsek, Director of IFCN.
Kucuran dana ini digunakan untuk membantu pelatihan cara menggunakan fitur-fitur di WhatsApp Business, termasuk WhatsApp Business API.
IFCN berharap bisa menemukan cara untuk memahami pola penyebaran disinformasi di WhatsApp dan bisa menyediakan alat bagi penguji fakta untuk mendeteksi dan mematahkan disinformasi tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.