KOMPAS.com - Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia mengancam akan menggelar aksi besar-besaran, apabila merger (penggabungan perusahaan) antara Grab dan Gojek terwujud.
Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia, Igun Wicaksono mengatakan bahwa pihaknya menolak rencana merger antara Gojek dan Grab.
"Kami sepakat untuk melakukan aksi serentak ataupun aksi secara bergelombang dari temen-teman ojol (ojek online) se-Indonesia," kata Igun dihubungi KompasTekno, Rabu (16/12/2020).
Igun menjelaskan, Garda Indonesia khawatir apabila setelah merger, akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para mitra pengemudi ojek online, dengan dalih efisiensi perusahaan.
Baca juga: Disebut Hampir Sepakat Bergabung, Ini Kata Gojek dan Grab
Selain itu, Igun berharap agar pemerintah, dalam hal ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, untuk ikut turun tangan terkait isu merger dua perusahaan ride-hailing raksasa di Asia Tenggara ini.
KPPU sebagai regulator, lanjut Igun, diharapkan bisa meninjau dan mencegah terjadinya merger antara Gojek dan Grab.
"Dengan adanya merger ini mohon pemerintah melihat apakah nanti akan terjadi sebuah monopoli di bidang ride hailing," jelasnya.
Igun belum bisa memastikan kapan aksi akan digelar. Pihaknya masih menunggu respons dari pemerintah dan regulator.
"Bisa jadi di medio Januari-Februari (jika pemerintah belum intervensi). Kami menunggu Presiden untuk ikut menanggapi," ujar Igun.
Mendekati nyata
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.