Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya yang Mengintai Setelah Pesawat Lama Tak Terbang karena Covid-19

Kompas.com - 16/12/2020, 19:09 WIB
Reska K. Nistanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

"Bahayanya kalau mereka buru-buru ingin mengaktifkan pesawat, waktu persiapan pesawat yang tadinya butuh lima hari, kemudian karena butuh segera angkut penumpang, kemudian persiapan jadi hanya tiga hari. Nah, di situ ada potensi hazard," imbuh pria berkaca mata itu.

Otoritas penerbangan Eropa (EASA) dikutip KompasTekno dari Reuters, Rabu (16/12/2020), juga menyebut bahwa ada tren kerusakan indikator kecepatan pesawat dan ketinggian, pada pesawat yang lama disimpan.

Baca juga: Banyak Dipakai di Indonesia, Pesawat B737 Ini Rawan Mati Mesin di Udara

Banyak kejadian data kecepatan dan ketinggian yang ditampilkan di kokpit tidak sesuai, saat pesawat pertama kali diterbangkan setelah lama disimpan.

Kebanyakan kasus, hal itu disebabkan oleh sensor yang kotor karena ada serangga atau kotoran lain yang menyumbat pitot tube.

Pada Juni lalu, maskapai Wizz Air membatalkan take-off setelah kapten penerbangan melihat kecepatan pesawat tetap nol.

Pemeriksaan menyeluruh dalam pesawat menemukan larva di salah satu lubang pitot tube, setelah pesawat diparkir 12 minggu. Saat itu, tidak ada penumpang yang diangkut.

Pitot tube yang tersumbat ini menjadi salah satu kontributor kecelakaan pesawat, seperti kasus yang dialami oleh Air France penerbangan AF447 pada Juni 2009 yang menelan 228 korban jiwa, dan pesawat charter Birgenair pada 1996 lalu, yang menewaskan 189 penumpang dan awak pesawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com