Jasa Jassy di Amazon tak lain adalah kemampuannya menarik perusahaan dan organisasi dari berbagai lini untuk menggunakan produk AWS.
Mulai dari start-up kecil hingga perusahaan besar seperti Apple. Dalam beberapa tahun terakhir, AWS menambah daftar perusahaan lain, seperti Pinterest, Lyft, hingga Slack.
Ketika diluncurkan pada 2006, fokus AWS adalah memberikan penyimpanan awan dan kapasitas komputasi yang kebanyakan ditujukan bagi perusahaan kecil dan tim developer.
Saat bisnis-bisnis itu berkembang, mereka tetap mengandalkan AWS sebagai pusat penyimpanan data mereka.
Langkah Jassy bersama AWS membuat Amazon beberapa langkah lebih unggul dibanding pesaingnya di bisnis cloud, seperti Microsoft dengan Azure dan Google yang mulai berinvestasi besar untuk produk cloud.
Baca juga: Layanan Cloud Amazon Bisa Kenali Identitas Orang lewat Suara
Pertengahan tahun 2020 lalu, Amazon menguasai 33 persen infrastruktur cloud global, menurut laporan Synergy Research. Microsoft menyusul di belakang dengan pangsa pasar 18 persen dan Google 9 persen.
Kini, AWS berkembang jauh dan menyediakan sejumlah layanan lain seperti database alat analitik, pengiriman konten, dan machine learning. Amazon sesumbar, AWS mengumpulkan pendapatan 12,7 miliar dolar AS (sekitar Rp 177,8 triliun), di kuartal IV-2020, naik 28 persen.
Keuntungan operasionalnya juga naik 37 persen, mencapai 3,56 miliar dolar AS (sekitar Rp 49,8 triliun), menyumbang 52 persen dari total keuntungan Amazon.
Dengan deretan keberhasilannya bersama AWS, akankah Jassy berhasil pula melanjutkan estafet kepemimpinan Amazon ke depan? Kita lihat saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.