Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Programer Muda Bikin Prediksi Covid-19, Lebih Akurat dari yang Dipakai Trump

Kompas.com - 23/02/2021, 18:55 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

Algoritma yang didasarkan data lama, tidak bisa menjelaskan variasi virus dan seberapa bagus vaksin untuk melawan Covid-19. Seperti diketahui, dalam setahun terakhir, virus Covid-19 bermutasi hingga menjadi beberapa varian. Salah satunya varian B117 yang ditemukan di Inggris dan konon lebih mudah menular.

Baca juga: Riset: Virus Corona Bisa Hidup hingga 28 Hari di Layar Ponsel

"Kami sempat salah (memprediksi) di awal April. Setelah itu, kami satu-satunya yang bisa memprediksi secara tepat dengan konsisten," kata Murray.

Reich juga mengakui hal tersebut. Semakin ke sini, prediksi IHME disebutnya semakin membaik.

"Awalnya, model IHME tidak seperti yang dipromosikan. Akhir-akhir ini, modelnya mulai rasional," jelas Reich.

"Saya tidak bilang kalau model itu terbaik, tapi semakin masuk akal", imbuh Reich.

Reich mengatakan, dari polemik data prediksi Covid ini, masyarakat bisa belajar bahwa jangan terlalu cepat percaya pada model individual untuk pandemi berikutnya.

"Saya berharap kita dapat berinvestasi dalam waktu, energi, dan uang untuk membuat sistem yang lebih siap untuk menanggapi beragam model terdekat," kata Reich.

Menghentikan proyek

Pada November 2020, Gu menghentikan proyek pribadinya. Reich menemukan model lain yang lebih akurat, yakni model dengan menggabungan data.

"Youyang mundur dengan rendah hati," kata Reich.

"Dia melihat modelnya bekerja sangat baik dan pekerjaannya telah selesai", imbuhnya.

Sebulan sebelum menghentikan proyeknya, Gu memprediksi bahwa AS akan mencatatkan angka 231.000 kasus Covid-19 pada 1 November. Kenyataannya, angka kematian Covid-19 di AS menyentuh angka 230.995 kasus pada bulan itu.

Setelah berhenti menggarap proyek prediksi Covid-19, Gu kini tinggal di sebuah apartmen di New York dan kembali membuat pemodelan untuk gaming.

Baca juga: Hacker Incar Distributor Vaksin Covid-19

Saat ini dia juga membuat pemodelan terkait seberapa banyak orang di AS yang telah terinfeksi Covid-19, seberapa cepat vaksin disuntikan, dan kapan suatu negara akan mencapai herd immunity jika ada.

Dia memperkirakan 61 persen populasi di AS telah membentuk imunitas yang berasal dari vaksin ataupun pernah terinfeksi. Sebelum pandemi, Gu berkeinginan untuk membuat usaha lain, kemungkinan tentang analitik olahraga.

Sekarang, dia justru ingin tetap menggeluti isu kesehatan masyarakat. Dia ingin bekerja di sebuah tempat, di mana dia bisa memberikan dampak yang luas tanpa bersinggungan dengan politik.

"Banyak sekali kekurangan di bidang tersebut yang bisa diperbaiki oleh orangorang dengan latar belakang seperti saya. Tapi saya masih tidak tahu bagaimana bisa menyesuaikanya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com